Anak Sekolah Rentan Terserang DBD
![](https://harianbanyuasin.bacakoran.co/upload/a6c26529eebcc333f7d38eb66b328834.jpg)
nyamuk Aedes aegypti--istimewa
PANGKALAN BALAI - Anak-anak sekolah menjadi kelompok yang paling rentan terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
Kekebalan tubuh anak masih lemah. Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang sempurna, sehingga lebih rentan terhadap serangan virus dengue.
Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Anak-anak sekolah biasanya menghabiskan waktu di luar rumah, baik saat berangkat maupun pulang sekolah.
Hal ini membuat mereka lebih berisiko terpapar gigitan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue.
Anak-anak lebih aktif bergerak. Anak-anak memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.
Hal ini membuat mereka lebih banyak berkeringat, sehingga tubuh menjadi lebih dingin dan menarik perhatian nyamuk Aedes aegypti.
BACA JUGA:SDN 27 Rantau Bayur Terendam Banjir, Belajar Daring Diberlakukan
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023, jumlah kasus DBD di Indonesia mencapai 1.761.010 kasus. Dari jumlah tersebut, 40,58 persen atau 713.263 kasus terjadi pada anak-anak usia 5-14 tahun.
Untuk mencegah anak-anak terserang DBD, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan, di antaranya:
Mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh.
BACA JUGA:Korban Tewas Kecelakaan di Jalintim Banyuasin Dimakamkan Seliang Dua Orang
Memakai obat nyamuk anti nyamuk.
Menggunakan kelambu saat tidur.