Lanny/Fadia Gagal Tembus Perempat Final: Sempat Unggul, Tapi Tumbang di Poin-Poin Tua

Reporter: Apriyanti |

Editor: Apriyanti |

Sabtu , 19 Jul 2025 - 11:00

Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti memupus harapan Indonesia untuk terus bertahan di Japan Open 2025 setelah kalah dari China, Jumat 18 Juli 2025.--Foto PBSI

Namun seperti yang terjadi di gim kedua, fokus Lanny/Fadia kembali goyah di poin-poin akhir.

Serangkaian kesalahan sendiri dan kegagalan mengeksekusi peluang membuat Liu/Tan merebut gim ketiga 21-16.

Kekalahan ini menjadi cerminan persoalan klasik yang sering dialami ganda putri Indonesia: tidak konsisten di saat-saat krusial.

Hal ini juga disadari oleh Lanny Tria Mayasari yang mengatakan pentingnya menjaga fokus, terutama ketika rekan satu tim melakukan kesalahan.

“Harus bisa saling menopang. Kalau satu bikin salah, yang satunya jangan ikut down. Harus bisa tarik lagi poinnya, bukan justru ikut-ikutan hilang fokus,” ucap Lanny.

Mereka juga menambahkan bahwa meskipun secara kualitas bisa bersaing dengan pasangan top 10 dunia, namun penyelesaian akhir (finishing) masih menjadi titik lemah yang harus diperbaiki segera.

Indonesia Masih Puasa Gelar

Hasil ini juga memperpanjang catatan buruk Indonesia di turnamen level atas.

Sejak awal 2025 hingga pertengahan Juli, belum satu pun wakil Indonesia yang berhasil meraih gelar di turnamen level Super 500 ke atas.

Ini menjadi sinyal kuat bahwa PBSI perlu mengevaluasi secara mendalam performa dan pembinaan, khususnya di sektor ganda putri.

Dari sisi ranking dan pengalaman, Lanny/Fadia memang masih dalam proses mencari kekompakan dan kematangan.

Namun kekalahan berulang di poin-poin tua dari pasangan unggulan memperlihatkan bahwa aspek mental dan pola komunikasi di lapangan perlu menjadi prioritas utama.

Meski tersingkir, performa mereka khususnya di gim pertama menunjukkan potensi besar.

Jika bisa menjaga konsistensi dan memperbaiki mental saat poin-poin penentuan, Lanny/Fadia diyakini mampu bersaing di level tertinggi.

Turnamen berikutnya akan menjadi ajang pembuktian apakah evaluasi kali ini benar-benar membuahkan hasil.

lanny/fadia gagal tembus perempat final: sempat unggul, tapi tumbang di poin-poin tua                            koranharianbanyuasin.id - ganda putri indonesia, lanny tria mayasari/siti fadia silva ramadhanti, harus mengakhiri langkah mereka di babak 16 besar japan open 2025 setelah ditaklukkan pasangan unggulan pertama asal tiongkok, liu sheng shu/tan ning.
bertarung dalam laga sengit selama tiga gim, lanny/fadia kalah dengan skor 21-10, 17-21, 16-21 dalam durasi 73 menit, jumat 18 juli 2025.
kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi harapan indonesia untuk meraih gelar dari sektor ganda putri, yang hingga pertengahan tahun belum juga menyumbang satu pun gelar di atas level super 500.
padahal, lanny/fadia sempat menunjukkan permainan menjanjikan di gim pertama.
gim pertama menjadi panggung bagi lanny/fadia untuk menunjukkan kualitas permainan mereka.
dengan pola menyerang yang agresif dan permainan net yang rapi, pasangan indonesia mampu menekan liu/tan sejak awal laga.
tanpa banyak kesalahan sendiri, mereka berhasil menutup gim pertama dengan skor telak 21-10.
dominasi ini membuat harapan sempat muncul bahwa mereka bisa mematahkan dominasi ganda putri tiongkok yang selama ini menjadi momok bagi pasangan indonesia.
namun, keunggulan itu tidak mampu dipertahankan di gim kedua dan ketiga.
memasuki gim kedua, permainan mulai seimbang. liu/tan yang unggul secara peringkat dan pengalaman mulai menemukan ritme mereka.
mereka tampil lebih sabar, tak terburu-buru menyerang, dan memanfaatkan celah di sisi pertahanan lanny/fadia.
siti fadia silva ramadhanti menilai bahwa permainan sebenarnya cukup berimbang dari segi tempo dan pola.
"tidak ada yang benar-benar dominan dari permainan. tapi kami banyak kehilangan poin dari angka 16 ke atas. itu jadi pr besar kami," ujarnya pasca pertandingan.
di gim penentuan, drama kembali terjadi. saling kejar poin berlangsung hingga 14-14.
namun seperti yang terjadi di gim kedua, fokus lanny/fadia kembali goyah di poin-poin akhir.
serangkaian kesalahan sendiri dan kegagalan mengeksekusi peluang membuat liu/tan merebut gim ketiga 21-16.
kekalahan ini menjadi cerminan persoalan klasik yang sering dialami ganda putri indonesia: tidak konsisten di saat-saat krusial.
hal ini juga disadari oleh lanny tria mayasari yang mengatakan pentingnya menjaga fokus, terutama ketika rekan satu tim melakukan kesalahan.
“harus bisa saling menopang. kalau satu bikin salah, yang satunya jangan ikut down. harus bisa tarik lagi poinnya, bukan justru ikut-ikutan hilang fokus,” ucap lanny.
mereka juga menambahkan bahwa meskipun secara kualitas bisa bersaing dengan pasangan top 10 dunia, namun penyelesaian akhir (finishing) masih menjadi titik lemah yang harus diperbaiki segera.
indonesia masih puasa gelar
hasil ini juga memperpanjang catatan buruk indonesia di turnamen level atas.
sejak awal 2025 hingga pertengahan juli, belum satu pun wakil indonesia yang berhasil meraih gelar di turnamen level super 500 ke atas.
ini menjadi sinyal kuat bahwa pbsi perlu mengevaluasi secara mendalam performa dan pembinaan, khususnya di sektor ganda putri.
dari sisi ranking dan pengalaman, lanny/fadia memang masih dalam proses mencari kekompakan dan kematangan.
namun kekalahan berulang di poin-poin tua dari pasangan unggulan memperlihatkan bahwa aspek mental dan pola komunikasi di lapangan perlu menjadi prioritas utama.
meski tersingkir, performa mereka khususnya di gim pertama menunjukkan potensi besar.
jika bisa menjaga konsistensi dan memperbaiki mental saat poin-poin penentuan, lanny/fadia diyakini mampu bersaing di level tertinggi.
turnamen berikutnya akan menjadi ajang pembuktian apakah evaluasi kali ini benar-benar membuahkan hasil.
satu hal yang pasti, ganda putri indonesia harus segera bangkit jika ingin mengakhiri puasa gelar panjang yang sudah memasuki bulan ketujuh di tahun ini.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran HARIAN BANYUASIN 19 AGUSTUS 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan