Petani Talang Kelapa Was-was Kemarau, Ancam Produksi Sayur dan Cabai
Petani sayur saat menyiram sayuran dengan alat tradisional--
PANGKALAN BALAI,KORANHARIANBANYUASIN.ID – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Banyuasin, khususnya di Kecamatan Talang Kelapa, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani sayur dan cabai.
Petani di Desa Talang Buluh dan Rawa Maju mengeluhkan kesulitan dalam menjaga tanaman mereka akibat cuaca panas yang berkepanjangan.
Yanto, seorang petani sayur di Talang Buluh, mengungkapkan bahwa dirinya harus meningkatkan frekuensi penyiraman hingga tiga hingga lima kali sehari untuk menjaga tanaman tetap segar.
"Kalau musim hujan, cukup siram sekali sehari. Tapi sekarang, mau tidak mau harus lebih sering karena panasnya luar biasa," ujarnya.
Peningkatan frekuensi penyiraman tentu berdampak pada peningkatan biaya produksi.
Petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli minyak pompa dan mengoperasikan pompa air secara terus-menerus.
BACA JUGA:Opini WTP ke-15! Kemenkumham Pertahankan Prestasi Keuangan, Lapas Banyuasin Ikut Bangga
"Memang ada sisi positifnya, kualitas sayur jadi lebih bagus saat kemarau. Tapi, biaya produksinya jadi lebih besar," tambah Yanto.
Senada dengan Yanto, Sahrul, petani cabai di Rawa Maju, juga merasa khawatir dengan kondisi tanaman cabainya.
"Cabai yang sudah berbunga ini harus benar-benar dijaga. Kalau kekurangan air, bunganya bisa rontok semua," jelasnya.
BACA JUGA:Kuyung dan Kupek Muba Harumkan Nama Kabupaten di Ajang Putra-Putri Sriwijaya 2024
Jika kondisi kemarau terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan produksi sayur dan cabai di wilayah ini akan terganggu.
Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman layu, kering, bahkan mati. Hal ini tentu akan berdampak pada ketersediaan pasokan sayur dan cabai di pasaran serta berpotensi meningkatkan harga.