Babirusa Hewan Endemik Sulawesi yang Miliki Kebiasaan Unik pada Masa Kawin
Babirusa tergolong dalam keluarga Suidae, namun memiliki penampilan yang cukup berbeda dari babi liar pada umumnya. --Foto theonlinezoo
Sebaliknya, pertarungan ini lebih bersifat simbolis, di mana jantan yang memiliki taring lebih kuat atau lebih besar cenderung memenangkan pertempuran dan mendapatkan kesempatan untuk kawin dengan betina.
3. Penggunaan Feromon dan Panggilan
Selain pertarungan fisik, babirusa juga menggunakan sinyal kimia dan vokalisasi sebagai bagian dari strategi kawin mereka.
Babirusa jantan memiliki kelenjar yang mengeluarkan feromon, zat kimia yang berfungsi untuk menarik perhatian betina.
Feromon ini biasanya dioleskan pada batang pohon atau tanah sebagai penanda wilayah dan sebagai sinyal kepada betina bahwa jantan tersebut siap untuk kawin.
Selain itu, babirusa juga dapat menggunakan suara untuk menarik perhatian betina.
Panggilan yang dikeluarkan oleh jantan biasanya berupa suara rendah dan dalam yang berfungsi untuk menunjukkan keberadaan mereka dan memikat betina.
Betina yang tertarik dengan panggilan ini akan mendekati jantan dan melakukan interaksi lebih lanjut.
4. Perilaku Betina Selama Masa Kawin
Betina babirusa juga memiliki peran yang signifikan dalam proses kawin.
Meskipun jantan sering kali aktif dalam mencari dan menarik perhatian betina, betina memiliki kebebasan untuk memilih jantan yang mereka anggap paling cocok.
Pilihan ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk ukuran taring, kekuatan fisik, dan perilaku jantan.
Selama masa kawin, betina juga akan menunjukkan perilaku tertentu yang menandakan kesiapan mereka untuk kawin.
Mereka mungkin menunjukkan ketertarikan pada jantan dengan mendekati dan mengelilingi jantan, atau dengan melakukan gerakan-gerakan tertentu yang menunjukkan kesiapan seksual.
Jika betina tidak tertarik pada jantan tertentu, mereka akan mengabaikan atau menjauh dari jantan tersebut, yang merupakan sinyal penolakan.