Sumsel Target Percepatan Akselerasi Perluasan Areal Tanam di Sumsel
Sekda Sumsel saat menghadiri rapat koordinasi perluasan areal tanam, pompanisasi dan pembinaan penyuluh Sumsel di Gedung Sudirman, Makodam II Sriwijaya, Kamis 22 Agustus 2024.--foto humaspemprovsumsel
BACA JUGA:OJK Sumbagsel Pecahkan Rekor MURI, Satu Rekening Satu Pelajar SLB di Sumsel dan Babel
Tingkat produktivitas padi ini merupakan yang tertinggi keempat di tingkat nasional setelah Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Tentunya pencapaian ini didukung oleh anggaran yang bersumber dari APBN Kementerian Pertanian dan APBD Sumsel.
“Pencapaian produksi padi sampai dengan saat ini belum maksimal mengingat Indeks Pertanaman (IP) masih sebesar 1,13," beber Erward.
"Untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) tersebut dibutuhkan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian terutama jaringan irigasi, tingkat penerapan teknologi di tingkat petani dan harga jual komoditi pertanian,” tambahnya.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 243/KPTS/OT.050.M.04/2024 Tanggal 1 April 2024 Perihal Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan untuk pelaksanaan percepatan peningkatan produksi padi melalui optimasi lahan, pompanisasi dan padi gogo, hal ini menjadi tanggung jawab semua untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.
Lahan rawa yang dioptimalkan tahun 2024 melalui kegiatan Optimasi Lahan Rawa seluas 72.993 Hektar yang tersebar di 5 kabupaten.
Yaitu Ogan Komering Ilir seluas 51.762 hektar, Banyuasin seluas 12.000 hektar, Muara Enim seluas 2.400 hektar, Ogan Ilir seluas 1.831 hektar dan OKU Timur seluas 5.000 hektar.
“Program pompanisasi dan tumpang sisip padi gogo adalah upaya pemerintah dalam mempercepat akselerasi perluasan tanam (PAT) untuk memperkuat produksi nasional yang sempat turun akibat cuaca ekstrem,” tandasnya.
Sementara, Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono menegaskan salah satu tujuan utamanya datang ke Sumsel adalah menyamakan sense of urgensi.
"Saya ingin semua punya kesamaan soal kedaruratan. Bahwa nasi yang datang ke piring ini tidak datang sendiri tapi dihasilkan dari batang padi yang ditanaman jutaan petani," jelasnya.
Menurut Wamentan, Covid telah memberikan banyak pelajaran bahwa ketahanan pangan harus tetap terjaga.
Pasalnya saat Covid lalu, impor beberapa barang dari negara lain tak bisa dilakukan karena barang yang dibutuhkan tidak tersedia.
Karena itu untuk menjaga ketahanan pangan dan Perluasan Areal Tanam (PAT) pihaknya menggencarkan upaya melalui pompanisasi, optimalisasi lahan rawa serta tusip padi gogo.
Dengan demikian diharapkan tiap daerah tidak hanya surplus pangan, namun juga dapat menyanggah daerah-daerah di sekitarnya.