Makna Tersembunyi di Balik Menyisakan Makanan: Tradisi Orang Melayu Banyuasin
Budaya menyisakan makanan bagi orang Melayu Banyuasin menjadi kebiasaan yang muncul dari rasa segan dan keinginan untuk tidak dianggap rakus di hadapan orang lain. --foto ilustrasi
KORANHARIANBANYUASIN.ID - Di tengah keanekaragaman budaya di Indonesia, terdapat tradisi unik yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Banyuasin (OMB), khususnya dalam hal menyisakan makanan di hidangan.
Meski terlihat sederhana, kebiasaan ini memegang makna yang dalam dalam konteks sosial dan budaya mereka.
Ketika dihadapkan pada camilan seperti pempek, bolu, kue kering, dan berbagai hidangan ringan lainnya.
BACA JUGA: SDN 14 Suak Tapeh Dimonitor Fasilisator PSP, Jelang Asesmen Nasional
BACA JUGA: SMPN 1 Banyuasin III Dapat Bantuan Toren Air
Orang Melayu Banyuasin cenderung menyisakan sebagian dari suguhan tersebut, meskipun itu disajikan khusus untuk mereka.
Menurut Irwan P Ratu Bangsawan, seorang Pemerhati Budaya Banyuasin, kebiasaan ini muncul dari rasa segan dan keinginan untuk tidak dianggap rakus di hadapan orang lain.
Hal ini mencerminkan etiket sosial yang tinggi dan menunjukkan penghormatan terhadap tuan rumah serta sesama tamu.
BACA JUGA:Eksim Tak Kunjung Sembuh? Ini Cara Terbaik Mengatasinya Secara Menyeluruh
BACA JUGA:Mengatasi Eksim Secara Alami: 9 Pengobatan Herbal Terbaik untuk Kulit Sensitif
Tradisi menyisakan makanan ini tampaknya berlaku tidak hanya dalam acara-acara informal, tetapi juga dalam pertemuan formal seperti kenduri atau hajatan.
Pada acara-acara ini, meskipun makanan yang disajikan melimpah ruah, orang Melayu Banyuasin tetap menyisakan sedikit dari hidangan tersebut.
Ini merupakan bentuk penghormatan kepada tuan rumah dan menunjukkan apresiasi terhadap usaha mereka, serta memberi kesempatan bagi orang lain untuk menikmati makanan yang sama.
BACA JUGA:Tetap Aman! 10 Tips untuk Melindungi Diri dari Penipuan Lewat Telepon