Debat Tanpa Solusi: Warga Banyuasin Keluhkan Gagasan Kosong dari Dua Calon Bupati

Reporter: Rooney |

Editor: Zaironi |

Kamis , 10 Oct 2024 - 09:15

Dua kandidat Askolani-Slamet saat di podium debat sampaikan visi misi dan bernostalgia--

"Seharusnya mereka bisa memaparkan dengan jelas, misalnya, berapa tahun yang dibutuhkan untuk memastikan air bersih mengalir lancar ke rumah-rumah kami. Ini yang ingin kami dengar," ujar Iwan, warga Pangkalan Balai.

Hal serupa juga terjadi dengan masalah infrastruktur jalan. Banyak jalan di ibu kota Banyuasin yang masih rusak parah, menjadi lumpur saat hujan dan penuh debu saat kemarau.

Dalam debat, lagi-lagi kedua pasangan calon tidak menyentuh hal ini secara spesifik. Warga berharap agar para kandidat memberikan target waktu yang realistis mengenai kapan masalah jalan ini bisa terselesaikan.

"Kami ingin tahu, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar jalan-jalan di Banyuasin bisa bebas dari becek dan lumpur. Tapi, tidak ada jawaban konkret, jalan Rimba Alai tuh rusak banget," ujar Edo, warga Rimba Alai.

Jembatan Tanah Kering dan Rantau Bayur Terabaikan

Selain air bersih dan jalan rusak, masyarakat juga mempertanyakan bagaimana rencana kedua pasangan calon untuk menyelesaikan proyek jembatan Tanah Kering dan Rantau Bayur.

Kedua jembatan ini merupakan proyek infrastruktur vital yang hingga kini belum selesai.

Dalam debat, tidak ada gagasan jelas dari kedua kandidat tentang bagaimana mereka akan menyelesaikan proyek ini, baik dari segi anggaran maupun skema pembiayaan.

Padahal, jembatan ini sangat dibutuhkan untuk memperlancar arus lalu lintas dan ekonomi masyarakat setempat.

Sejumlah warga merasa perdebatan semacam ini tidak membawa manfaat yang nyata.

"Kami butuh solusi, bukan sekadar saling menghargai. Dalam debat selanjutnya, kami harap mereka benar-benar beradu gagasan," ujar seorang warga lainnya.

debat tanpa solusi: warga banyuasin keluhkan gagasan kosong dari dua calon bupati                            koranharianbanyuasin.id - debat kandidat calon bupati dan wakil bupati banyuasin yang berlangsung kemarin malam mencuri perhatian banyak pihak, namun tidak untuk alasan yang diharapkan. 
alih-alih menjadi ajang adu gagasan untuk memecahkan berbagai masalah krusial di banyuasin, debat tersebut justru dipenuhi dengan suasana saling puji, saling sanjung, dan saling menghormati. 
para kandidat, yakni pasangan askolani-netta (asta) dan slamet-alfi (selfi), lebih banyak berbicara mengenai keberhasilan pembangunan masa lalu serta visi umum yang mereka miliki, tanpa memaparkan solusi konkret untuk permasalahan yang mendesak di hadapan masyarakat.
baca juga:peserta didik sma negeri 1 betung sabet lima medali betung 
masyarakat yang hadir maupun menyaksikan dari rumah menilai debat ini berjalan datar, bahkan membosankan.
 "kami berharap ada pembahasan yang lebih mendalam mengenai masalah air bersih, jalan rusak, dan infrastruktur lainnya. sayangnya, yang kami dapatkan hanya narasi yang cenderung klise, visi umum tanpa solusi nyata," ujar debi, salah satu warga yang menyaksikan debat di live streaming. 
tidak ada pembahasan serius tentang air bersih dan infrastruktur
baca juga:asta siap lanjutkan program penataan ibukota pangkalan balai, jalan dua ruas hingga rumah sakit internasional
masalah air bersih dan jalan rusak memang menjadi sorotan utama masyarakat banyuasin, namun sayangnya kedua isu ini tidak dibahas secara mendalam oleh para kandidat dalam debat tersebut. 
perusahaan daerah air minum (pdam), yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan air bersih di wilayah banyuasin, saat ini masih menghadapi banyak tantangan. 
beberapa daerah masih kesulitan mendapatkan akses air bersih secara lancar, sementara keluhan warga terkait layanan pdam terus mengemuka.
baca juga:alih-alih bertarung gagasan, askolani dan slamet kenang kebersamaan di debat pilkada banyuasin
namun, dalam debat, tidak satu pun kandidat yang menawarkan solusi komprehensif mengenai strategi untuk memperbaiki layanan pdam agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. 
seorang warga menyatakan kekecewaannya yang menulis di kolom komentar leve streeming.
"seharusnya mereka bisa memaparkan dengan jelas, misalnya, berapa tahun yang dibutuhkan untuk memastikan air bersih mengalir lancar ke rumah-rumah kami. ini yang ingin kami dengar," ujar iwan, warga pangkalan balai. 
baca juga:alih-alih bertarung gagasan, askolani dan slamet kenang kebersamaan di debat pilkada banyuasin
hal serupa juga terjadi dengan masalah infrastruktur jalan. banyak jalan di ibu kota banyuasin yang masih rusak parah, menjadi lumpur saat hujan dan penuh debu saat kemarau. 
dalam debat, lagi-lagi kedua pasangan calon tidak menyentuh hal ini secara spesifik. warga berharap agar para kandidat memberikan target waktu yang realistis mengenai kapan masalah jalan ini bisa terselesaikan.
 "kami ingin tahu, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar jalan-jalan di banyuasin bisa bebas dari becek dan lumpur. tapi, tidak ada jawaban konkret, jalan rimba alai tuh rusak banget," ujar edo, warga rimba alai. 
baca juga:pilkada banyuasin: mantan partner berhadapan, siapa yang punya visi terbaik untuk pangkalan balai?
jembatan tanah kering dan rantau bayur terabaikan
selain air bersih dan jalan rusak, masyarakat juga mempertanyakan bagaimana rencana kedua pasangan calon untuk menyelesaikan proyek jembatan tanah kering dan rantau bayur. 
kedua jembatan ini merupakan proyek infrastruktur vital yang hingga kini belum selesai. 
dalam debat, tidak ada gagasan jelas dari kedua kandidat tentang bagaimana mereka akan menyelesaikan proyek ini, baik dari segi anggaran maupun skema pembiayaan. 
baca juga:debat publik, asta: berikan kami kesempatan untuk mewujudkan banyuasin benar-benar bangkit
padahal, jembatan ini sangat dibutuhkan untuk memperlancar arus lalu lintas dan ekonomi masyarakat setempat.
sejumlah warga merasa perdebatan semacam ini tidak membawa manfaat yang nyata. 
"kami butuh solusi, bukan sekadar saling menghargai. dalam debat selanjutnya, kami harap mereka benar-benar beradu gagasan," ujar seorang warga lainnya.
baca juga:debat publik calon bupati banyuasin, ketua kpu banyuasin: wadah sampaikan visi misi
melihat debat pertama yang kurang memuaskan, masyarakat banyuasin kini menaruh harapan besar pada debat kedua. 
mereka ingin kedua pasangan calon, asta dan selfi, lebih serius dalam membahas isu-isu yang dekat dengan kehidupan sehari-hari warga. 
perdebatan yang sehat dengan fokus pada strategi konkret diharapkan bisa muncul dalam debat mendatang.
baca juga:peserta didik smpn 1 banyuasin iii dapat sosialisasi pencegahan kekerasan 
pasangan calon askolani-netta memiliki latar belakang yang menarik, di mana askolani pernah menjabat sebagai bupati banyuasin, sementara lawan debatnya, slamet, merupakan mantan wakil bupati dalam periode tersebut.
 ini memberikan dinamika tersendiri, karena slamet kini berada di pihak yang berseberangan. masyarakat ingin melihat bagaimana dua mantan kolega ini mengadu argumen terkait masa depan banyuasin.
masyarakat berharap debat selanjutnya bisa menjadi ajang adu strategi untuk memecahkan permasalahan besar di banyuasin, bukan sekadar pamer visi dan nostalgia pembangunan yang sudah lalu. 
baca juga:asta siap lanjutkan program penataan ibukota pangkalan balai, jalan dua ruas hingga rumah sakit internasional
warga banyuasin kini menanti pemimpin yang berani menawarkan solusi konkret, terutama terkait air bersih, jalan rusak, dan infrastruktur vital lainnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi HARIAN BANYUASIN 11 OKTOBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan