Musim Banjir, Camat Masyarakat Gotong Royong
Camat Prabumulih Timur, Joni Panhar--
KORANHARIANBANYUASIN.ID - menghadapi perubahan musim dari kemarau ke penghujan, Camat Prabumulih Timur, Joni Panhar, mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir. Imbauan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.
Pasalnya, masuknya musim penghujan seringkali diiringi dengan risiko meningkatnya bencana banjir, terutama di daerah yang memiliki drainase tidak memadai. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Camat Joni Panhar, yang menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Kepada masyarakat kecamatan Prabumulih yang tinggal di daerah rawan banjir, seperti di kawasan bantaran Sungai Kelekar, anak-anak sungai, dan sebagian jalan Jendral, untuk melaksanakan gotong royong bersih-bersih,” imbaunya.
Joni Panhar mengimbau agar lurah dan Masyarakat melaksanakan kegiatan gotong royong secara rutin. Ia menekankan bahwa membersihkan lingkungan dan drainase di sekitar tempat tinggal merupakan langkah antisipasi yang efektif untuk mengurangi dampak banjir. “Dengan melaksanakan gotong royong, kita bisa mengurangi dampak banjir dan bisa lebih tenang,” ungkapnya.
Joni juga menyarankan agar kegiatan ini dijadwalkan oleh pihak kelurahan setempat. “Jadwalkan secara rutin, minimal satu minggu sekali,” tambahnya. Dengan adanya jadwal yang teratur, diharapkan masyarakat dapat lebih disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko banjir.
Ketika ditanya tentang daerah yang rawan banjir, Joni Panhar menyebutkan ada empat kelurahan di Kecamatan Prabumulih Timur yang paling berisiko. Kelurahan tersebut adalah Karang Raja, Tugu Kecil, Muara Dua Barat, dan Gunung Ibul. Selain itu, sepanjang bantaran Sungai Kelekar juga menjadi area yang sangat rentan. “Sedangkan daerah lain hanya mengalami genangan saja,” tuturnya.
Kondisi ini mengharuskan masyarakat di kelurahan-kelurahan tersebut untuk lebih waspada dan proaktif dalam melakukan langkah-langkah pencegahan. Kesadaran dan kerjasama antara warga sangat penting dalam mengurangi risiko banjir yang dapat merugikan.
Menurut Joni Panhar, ada beberapa faktor yang menyebabkan banjir di wilayah Kecamatan Prabumulih Timur. Salah satu penyebab utama adalah pendangkalan Sungai Kelekar. Pendangkalan ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas aliran sungai, sehingga ketika hujan turun, air tidak dapat mengalir dengan baik dan menyebabkan genangan.
“Banyaknya sampah yang menumpuk di aliran sungai dan drainase juga berkontribusi terhadap masalah ini,” jelasnya. Sampah yang menghambat aliran air dapat menyebabkan banjir, terutama saat curah hujan tinggi. Oleh karena itu, Joni mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di sungai.
Sebagai langkah nyata untuk mengatasi masalah pendangkalan, kata Joni Panhar, pemerintah Kota Prabumulih telah memulai program normalisasi Sungai Kelekar. Normalisasi ini bertujuan untuk mengembalikan kapasitas aliran sungai agar dapat mengalirkan air dengan baik. “Kami berharap dengan normalisasi ini, masalah banjir dapat berkurang,” tuturnya.
Selain normalisasi, Joni menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Kami selalu mengimbau agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya. Upaya ini tidak hanya untuk mencegah banjir, tetapi juga untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.