Antisipasi PMK, Dinas Pertanian Prabumulih Lakukan Mitigasi dan Sosialisasi
Antisipasi PMK, Dinas Pertanian Prabumulih Lakukan Mitigasi dan Sosialisasi--
KORANHARIANBANYUASIN.ID - Dalam beberapa pekan terakhir, kembali merebak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di sejumlah wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Situasi ini mendapat perhatian serius dari pemerintah Kota Prabumulih.
Melalui bidang peternakan Dinas Pertanian, Pemkot Prabumulih bergerak cepat dengan melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi risiko secara dini, serta pengendalian penularan penyakit PMK di daerah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kota Prabumulih, Alfian SP, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Iswan Hadi SP, pada Kamis, 16 Januari 2025.
Iswan Hadi menjelaskan bahwa, PMK tidak menyerang manusia. Akan tetapi penyakit yang disebabkan oleh virus apthovirus ini menyerang hewan ternak ruminansia seperti sapi dan kerbau. “PMK dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi peternak, baik dari segi produksi maupun kesehatan hewan ternak itu sendiri,” ungkapnya.
BACA JUGA:Muba Terima LHP Semester Dua Tahun Anggaran 2024
Oleh karena itu sambung Iswan Hadi, Dinas Pertanian Kota Prabumulih tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini. Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kesehatan hewan ternak di Prabumulih. Salah satu tindakan yang diambil adalah memberikan edukasi dan pendampingan bagi peternak yang ada di Kota Prabumulih, yang dikenal juga sebagai "kota nanas."
"Kita melakukan pemberian pelayanan kesehatan hewan, melaksanakan bio-sekuriti dengan penyemprotan disinfektan yang terus dilakukan," sambung Iswan seraya mengatakan hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan peternakan dan mencegah penularan penyakit.
Iswan Hadi menegaskan bahwa Dinas Pertanian Kota Prabumulih juga akan melakukan koordinasi dengan Lurah dan Kepala Desa. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat upaya edukasi dan informasi kepada masyarakat serta peternak. "Kepada masyarakat dan peternak, kita imbau agar menerapkan perilaku serta pola hidup bersih secara rutin dan disiplin di lingkungan rumah dan di kandang ternak," imbuhnya.
BACA JUGA:Mengapa Protein Penting untuk Kecerdasan Anak? Ini Penjelasannya
Masih kata Iswan Hadi, Dinas Pertanian juga menyampaikan beberapa imbauan penting bagi masyarakat dan peternak. Mereka diharapkan untuk membersihkan kandang secara rutin, memberikan pakan bergizi dan higienis untuk ternak, penyemprotan Disinfektan ke kandang ternak secara berkala dan Pemeliharaan Intensif dengan menerapkan pola peternakan secara intensif, yaitu dengan memelihara ternak di dalam kandang.
Iswan juga menekankan pentingnya bagi pelaku usaha jual beli ternak, seperti pedagang dan pengepul, untuk tidak memasukkan ternak yang sakit. "Tidak memasukkan hewan ternak dari daerah yang telah diidentifikasi sudah ada penularan PMK, yaitu Ogan Ilir, OKU Selatan, OKU Timur, dan Empat Lawang," tegasnya.
Untuk memasukkan ternak kata Iswan Hadi, hewan tersebut harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal. “Cek surat keterangan kesehatannya, jika baik dan sehat baru boleh dibawa masuk,” tuturnya.
BACA JUGA:Polisi Banyuasin Ungkap Kasus Pencurian Sepeda Motor di Halaman Mushola
Ketika ditanya apakan sudah ada kasus PMK di kota Prabumulih, secara tegas Iswan Hadi mengatakan belum ditemukan hewan ternak yang terkena PMK di wilayah Prabumulih. Namun, mereka tetap mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada Dinas Pertanian atau petugas dinas PPL/P2TP3 jika menemukan hewan ternak yang menunjukkan gejala PMK. Gejala tersebut meliputi demam, lepuh atau luka di mulut dan kaki, hilangnya nafsu makan, serta mulut berbusa.
Dinas Pertanian Kota Prabumulih juga akan melakukan vaksinasi dengan mengoptimalkan penggunaan vaksin yang sangat terbatas. "Diharapkan kepada masyarakat dan peternak juga dapat melakukan vaksinasi secara mandiri bagi ternak peliharaan mereka," tukas Iswan Hadi. Ia berharap bahwa dengan langkah-langkah yang diambil, penyakit PMK dapat diantisipasi dan dicegah penyebarannya di Kota Prabumulih.