Menteri Pertanian RI Optimis Sumsel Naik Peringkat 1 Produksi Beras Terbesar di Indonesia

--Foto humaspemprovsumsel
BACA JUGA:Program Gerak Cepat HDCU: Targetkan 100.000 Sultan Muda Sumsel
“Kita butuh 1 juta untuk tambahan, tahun ini 150.000 tetapi nanti pengembangan 1 juta hektar, mudah-mudahan bisa selesai selama 5 tahun,” tambahnya.
Mentan mendukung penuh Sumsel dalam mempercepat tercapainya swasembada pangan, terkhusus Pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram (kg), hal ini juga diharapkan menambah semangat petani di Provinsi Sumsel.
“Kami mengajak semua pihak untuk dapat berkolaborasi bersama-sama, penyuluh pertanian lapangan juga harus bergerak bersama-sama. Penyuluh kita akan suport mereka kita ingin mereka berkompetisi, nanti kedepan kalau berhasil swasembada bahkan ekspor. Dari 37.000 penyuluh kami siapkan 5000 sampai 10.000 motor untuk PPL yang terbaik,” tandasnya.
Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan apresiasi atas perhatian Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Mentan Amran Sulaiman terhadap wilayahnya.
Menurutnya, program dari Kementan turut membangun sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Terima kasih kami kepada pak Menteri dan jajaran yang sudah begitu perhatian kepada provinsi Sumatera Selatan, terutama diberikan program Serasi (Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani), sebelumnya provinsi Sumsel pada peringkat 8 produksi berasnya, dengan adanya program serasi menjadi peringkat 5, yang insya Allah akan jadi peringkat 3 minimal,” ungkapnya.
Herman Deru mengakui merasakan sentuhan seluruh jajaran Kementerian Pertanian terhadap pertanian khususnya di Provinsi Sumsel.
Herman Deru mengungkapkan di masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel Herman Deru-Cik Ujang akan bertekad dengan apa diinstruksikan sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian.
“Provinsi Sumsel mengangkat penyuluh dengan biaya APBD Provinsi sejak saya menjabat 2019 kemarin berjumlah 2000 penyuluh,” katanya.
Herman Deru menyebut Provinsi Sumsel menjadi sasaran daerah lain untuk studi banding mengenai Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP).
“Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian kita semua penyuluhnya modern berbasis IT, jadi bukan yang gaptek, jadi penyuluh yang mengerti tentang marketing, mengerti tentang perbankan, juga menjadi pembimbing untuk menjadi masyarakat petaninya mengerti perbankan,” tambahnya.