Gubernur Sumsel Luncurkan Mulok Kemandirian Pangan, Sumsel Jadi Pelopor Nasional Ketahanan Pangan di Sekolah
--Foto humaspemprovsumsel
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Sambut Audiensi IDI Palembang, Dukung Penuh Rangkaian HUT IDI ke-75
Atas komitmen dan dukungannya dalam memperkuat kemandirian pangan di sektor pendidikan, Gubernur Herman Deru menerima penghargaan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI.
Penghargaan tersebut menjadi bentuk apresiasi atas upaya nyata Pemprov Sumsel yang berhasil menjadikan kemandirian pangan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Mondyaboni, menjelaskan bahwa mulok ini dirancang agar peserta didik lebih memahami arti penting ketahanan pangan dalam kehidupan.
“Melalui mulok ini, siswa menjadi gemar bercocok tanam, gemar makan sayur, dan sadar pentingnya gizi. Kita ingin mereka tumbuh menjadi generasi yang peduli pangan dan produktif,” jelasnya.
Mondyaboni juga menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel untuk menjadikan provinsi ini sebagai daerah yang mandiri pangan.
“Kami berkomitmen meneruskan mulok ini ke seluruh sekolah di Sumsel agar siswa menjadi agen ketahanan iklim dan pangan,” imbuhnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari berbagai pihak, termasuk lembaga internasional.
Direktur World Agroforestry (ICRAF) Indonesia, Andree Ekadinata, memberikan apresiasi tinggi kepada Gubernur Herman Deru atas inisiatifnya dalam memperkuat kemandirian pangan melalui jalur pendidikan.
“ICRAF sudah lebih dari dua dekade membantu berbagai provinsi di Indonesia dalam hal pertanian berkelanjutan. Salah satu tantangan terbesar kita adalah bagaimana membangun ketahanan pangan di tengah perubahan iklim. Karena itu, inisiatif GSMP dari Gubernur Herman Deru ini sangat patut diapresiasi,” ujarnya.
Menurut Andree, pentingnya gerakan ini bukan hanya pada praktik bertani, tetapi juga pada dokumentasi dan pelestarian pengetahuan lokal tentang pangan.
“Sumber pangan lokal selama ini diwariskan turun-temurun, namun banyak yang terhambat karena minimnya dokumentasi. Dengan adanya mulok ini, generasi muda bisa belajar sekaligus melestarikan kearifan pangan lokal,” tambahnya.
Ia berharap, ke depan program ini dapat menjadi percontohan nasional dan diadopsi oleh provinsi lain.
“Mudah-mudahan mulok kemandirian pangan di Sumsel bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menyiapkan generasi yang tangguh menghadapi perubahan iklim,” harap Andree.
Peluncuran Mulok Kemandirian Pangan ini sekaligus menegaskan posisi Sumatera Selatan sebagai provinsi pelopor dalam mengintegrasikan pendidikan, lingkungan, dan ketahanan pangan.