Karakter kepelatihannya yang tegas, fokus pada detail teknik, serta pendekatannya yang personal dengan pemain telah menghasilkan sederet prestasi luar biasa.
Sebelum menukangi ganda putra Malaysia, Herry merupakan arsitek utama di balik kesuksesan pasangan legendaris Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Jejak emas Herry di Malaysia mulai terlihat saat Aaron Chia/Soh Wooi Yik tampil konsisten dan menjajaki tiga final secara beruntun di ajang BWF World Tour 2025.
Ketiga final itu adalah Thailand Open, Malaysia Masters, dan Singapore Open.
Dari ketiganya, pasangan peraih medali emas Kejuaraan Dunia 2022 itu meraih dua gelar juara di Thailand dan Singapura.
Yang menarik, di Malaysia Masters, Chia/Soh harus mengakui keunggulan rekan senegara mereka, Man Wei Chong/Tee Kai Wun, yang juga dilatih oleh Herry.
Hal ini menjadi bukti bahwa peningkatan sektor ganda putra Malaysia tidak hanya terpusat pada satu pasangan, tapi menyebar merata ke lapisan kedua.
Bagi publik bulu tangkis, khususnya di Asia Tenggara, kehadiran Herry di BAM menjadi simbol kolaborasi lintas negara demi prestasi.
Meskipun berasal dari Indonesia, kontribusi Herry bagi Malaysia kini sangat dirasakan.
Lee Chong Wei pun berharap agar federasi terus memberi kepercayaan penuh kepada Herry IP untuk membangun fondasi jangka panjang.
“Kita melihat bagaimana Indonesia dulu punya ganda putra nomor satu dunia selama bertahun-tahun di bawah arahan Herry. Sekarang Malaysia punya kesempatan yang sama,” ujar Lee dengan penuh keyakinan.
Dengan tangan dinginnya, Herry IP telah membangkitkan semangat dan rasa percaya diri para pemain ganda putra Malaysia.
Bukan tidak mungkin, di masa mendatang Malaysia akan menjadi salah satu kekuatan dominan di sektor ganda putra dunia, layaknya Indonesia di era keemasan.