Hal ini dimanfaatkan lawan untuk mengembangkan permainan dan membangun kepercayaan diri. Hasilnya, pasangan Korea unggul jauh 13-21 di gim kedua.
Situasi semakin menegangkan di gim ketiga.
Kedua pasangan saling kejar poin dalam pertandingan yang berjalan ketat.
Amri/Nita sempat tertinggal namun terus memberikan perlawanan hingga akhir.
Sayangnya, usaha keras itu belum cukup untuk membalikkan keadaan seperti di laga sebelumnya.
Mereka harus mengakui keunggulan Wang/Jeong dengan skor tipis 19-21.
Usai pertandingan, Amri Syahnawi mengungkapkan rasa kecewanya namun tetap mengambil sisi positif dari kekalahan ini.
"Hari ini sudah baik, tapi memang sayang kami belum bisa memanfaatkan kesempatan karena kurang tenang. Setelah unggul di gim pertama malah bermain hati-hati. Itu membuat lawan berkembang dan kepercayaan dirinya naik," ujarnya.
Amri juga menyoroti pentingnya kesiapan mental saat bermain di level atas.
“Teknik dan fisik kan latihannya hampir sama. Tapi tensi dan tekanannya sangat berbeda. Banyak pelajaran dan pengalaman yang bisa kami ambil dari dua turnamen ini.”
Hal senada disampaikan oleh Nita Violina Marwah. Ia menilai bahwa titik balik pertandingan justru terjadi pada gim kedua.
“Kuncinya memang di gim kedua ketika sebenarnya harus berani keluar menyerang karena posisinya kalah angin, malah jadi sangat hati-hati. Itu yang harus kami benahi,” ungkapnya.
Nita juga menambahkan bahwa saat tertinggal di gim ketiga, mereka tetap berusaha keras membalikkan keadaan.
“Kami tidak mau menyerah, kami tetap berjuang siapa tahu bisa seperti kemarin,” katanya, merujuk pada kemenangan sebelumnya yang juga diraih lewat laga dramatis.
Meski hasil kali ini belum maksimal, pengalaman bertanding di ajang besar seperti China Open akan menjadi modal penting bagi Amri/Nita ke depannya.
Mereka menunjukkan potensi besar dan semangat juang tinggi, yang tentunya layak mendapat dukungan penuh dari pecinta bulu tangkis Indonesia.