Namun, kesalahan-kesalahan sendiri yang mereka lakukan membuat momentum sulit dibangun. Feng/Huang yang tampil percaya diri menutup gim pertama dengan skor 21-14.
Memasuki gim kedua, tekanan semakin meningkat dari pasangan unggulan pertama tersebut.
Mereka tidak memberi ruang bagi Rehan/Gloria untuk berkembang. Laju poin demi poin begitu cepat mengarah ke pasangan tuan rumah.
Sementara itu, permainan Rehan/Gloria justru menurun.
Beberapa kali terjadi mis-komunikasi dan pengambilan keputusan yang kurang tepat dari pasangan Indonesia.
Skor 11-21 di gim kedua menandai akhir perjuangan Rehan/Gloria di turnamen ini.
Kekalahan ini sekaligus memperlihatkan bahwa Rehan/Gloria masih perlu menyesuaikan pola bermain mereka ketika menghadapi pasangan dengan kecepatan tinggi dan konsistensi seperti Feng/Huang.
Meski kalah, perjuangan Rehan dan Gloria tetap patut diapresiasi.
Mereka telah melangkah hingga babak perempat final di salah satu turnamen bergengsi dalam kalender BWF.
Konsistensi performa mereka selama turnamen menunjukkan bahwa Rehan/Gloria masih memiliki potensi untuk bersaing di level atas ganda campuran dunia.
Ke depannya, evaluasi terhadap pola permainan dan cara mengantisipasi serangan lawan harus menjadi fokus latihan.
Terutama dalam menghadapi pasangan-pasangan kuat dari Asia Timur seperti China dan Korea yang terkenal memiliki permainan cepat dan penuh tekanan.
Dengan pengalaman yang terus bertambah dan semangat pantang menyerah, Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja diharapkan mampu bangkit dan tampil lebih baik dalam turnamen berikutnya.
Kekalahan dari unggulan pertama ini menjadi pelajaran penting agar mereka bisa semakin matang dalam menghadapi persaingan di level internasional.