Generasi muda ini memperlihatkan kedisiplinan yang patut diteladani.
Dalam sambutannya, Herman Deru menegaskan bahwa kemerdekaan harus dimaknai lebih dari sekadar seremoni.
“Hari ini kita memperingati perjuangan para pahlawan. Tugas kita adalah melanjutkannya dengan cara membangun bangsa,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya melestarikan budaya daerah.
Menurutnya, penggunaan pakaian adat Sumsel dalam upacara adalah bentuk nyata menjaga warisan leluhur.
“Ini cara kita menjaga jati diri bangsa. Budaya lokal adalah bagian dari kekayaan nasional yang tidak boleh hilang,” tegasnya.
Deru mengajak seluruh masyarakat Sumsel agar menjadikan momentum HUT RI sebagai motivasi berkarya dan berinovasi.
“Semangat ini harus menggerakkan kita semua,” katanya.
Selepas upacara, Forkopimda melanjutkan agenda menyaksikan upacara kenegaraan dari Istana Negara secara virtual.
Perhatian publik tertuju pada penampilan Ketua TP PKK Sumsel Hj. Feby Deru. Ia mengenakan baju adat “Tandang” khas Musi Banyuasin yang anggun.
Busana adat tersebut lengkap dengan tudung kepala, melambangkan keanggunan dan karakter kuat perempuan Muba.
Selain itu, seluruh kepala OPD perempuan serta istri pejabat turut mengenakan pakaian adat khas Sumsel dengan ragam warna mempesona.
Peringatan HUT ke-80 RI di Griya Agung pun menjadi bukti bahwa nilai perjuangan dan pelestarian budaya bisa berpadu menjadi satu, menguatkan nasionalisme masyarakat Sumsel.