Keretakan itu memuncak pada Maret 2025, ketika pelatih memutuskan untuk menarik mereka dari ajang Badminton Asia Championships.
Tidak berhenti sampai di sana, keduanya sempat dipasangkan dengan pemain lain, sebagai bentuk evaluasi dan upaya mencari solusi.
Namun, pelatih asal Indonesia, Nova Widianto, yang menangani sektor ganda campuran Malaysia, memiliki pandangan berbeda.
Ia menyarankan agar Chen dan Toh diberi kesempatan untuk menenangkan diri sebelum diputuskan berpisah permanen.
Nova berharap, dengan waktu istirahat, keduanya bisa mengembalikan semangat bermain bersama.
Harapan Nova akhirnya terwujud. Setelah masa sulit tersebut, Chen dan Toh sama-sama menyatakan keinginan kuat untuk tetap berpasangan.
Meski ada keraguan soal komunikasi, Nova akhirnya memberikan persetujuan.
Namun, perjalanan comeback mereka tidak serta-merta berjalan mulus.
Beberapa hasil minor sempat memunculkan desakan agar keduanya berpisah lagi.
Menanggapi hal itu, Toh Ee Wei menunjukkan sikap positif. Ia memainkan kata "split" (pisah) dengan makna berbeda: SPLIT – Strong (Kuat), Positive (Positif), Loving (Penuh Cinta), Inspiring (Menginspirasi), Tenacious (Gigih).
Pesan tersebut menjadi simbol tekad mereka untuk tetap bersama, menghadapi tantangan dengan kekuatan dan cinta pada olahraga bulu tangkis.
Kerja keras dan keyakinan itu akhirnya berbuah manis di Glasgow.
Gelar juara dunia yang diraih pada Hari Kemerdekaan membuat kemenangan ini terasa lebih emosional.
Ribuan warga Malaysia bersukacita, menyambut fakta bahwa ganda campuran mereka kini berdiri sejajar dengan para legenda bulu tangkis dunia.
Chen Tang Jie/Toh Ee Wei tidak hanya mencetak sejarah sebagai pasangan pertama Malaysia yang meraih emas BWC di sektor ganda campuran, tetapi juga membuktikan bahwa badai dalam perjalanan bisa melahirkan kekuatan baru.
Bagi Malaysia, kemenangan ini adalah bukti bahwa tekad, kerja sama, dan kesabaran mampu menghasilkan prestasi gemilang.