Meski Jonatan berusaha mengejar, Antonsen akhirnya menutup gim kedua dengan skor 21-15.
Pertarungan sesungguhnya terjadi di gim ketiga yang menjadi penentuan.
Kedua pemain saling jual beli serangan dengan reli panjang yang menegangkan.
Antonsen bermain rapat dalam bertahan sehingga membuat Jonatan harus bekerja ekstra keras untuk menembus pertahanannya.
Namun, ketenangan Jonatan menjadi kunci. Ia perlahan membangun serangan, menekan dengan sabar, dan menunggu celah untuk mengakhiri reli.
Keuletan Jonatan membuahkan hasil saat Antonsen mulai kehilangan konsentrasi dan melakukan sejumlah kesalahan sendiri.
Momen tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Jonatan untuk memperlebar jarak poin.
Dukungan semangat dan mental juara membuatnya mampu menutup pertandingan dengan kemenangan 21-17.
Dengan hasil ini, Jonatan tidak hanya meraih gelar Korea Open 2025, tetapi juga menunjukkan kematangan permainan serta daya juang yang tinggi.
Gelar ini tentu menjadi modal berharga bagi perjalanan kariernya di sepanjang musim 2025.
Kemenangan atas Antonsen menambah daftar prestasi Jonatan yang terus mengharumkan nama Indonesia di kancah bulu tangkis dunia.
Jonatan pun naik podium tertinggi, mengangkat trofi juara, dan menegaskan dirinya masih menjadi salah satu tunggal putra paling berbahaya di dunia saat ini.