PANGKALAN BALAI, KORANHARIANBANYUASIN.ID - Kegagalan Indonesia di ajang Indonesia Open 2024 sangat mengecewakan. Sebagai tuan rumah, Indonesia harus pulang tanpa gelar (nirgelar).
Nirgelar ini menjadi catatan buruk bagi PBSI yang dalam tiga tahun berturut-turut dalam pelaksanaannya, selalu mendapatkan kegagalan, tanpa gelar juara.
Tentu saja, PBSI harus melakukan evaluasi setelah para pemain Merah-Putih gagal tampil maksimal.
BACA JUGA:Persiapan Tim U-16 Indonesia Menuju ASEAN Boys Championship U-16 2024
BACA JUGA: Tim Indonesia U-20 Berakhir di Tempat Kesembilan Maurice Revello Tournament 2024
Kabid Binpres PBSI, Ricky Soebagdja mengakui jika hasil yang kurang memuaskan dalam beberapa turnamen terakhir, terutama pada ajang Indonesia Open 2024, menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki.
Dirinya akan memberikan beberapa catatan dan saran kepada para atlet tuan rumah, khususnya para pebulutangkis, agar dapat tampil maksimal dan meraih prestasi terbaik di Olimpiade Paris 2024.
Dalam sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, dua pemain andalan Indonesia, mengalami kegagalan di babak 32 besar.
BACA JUGA:Australia Open 2024: Duel Senegara, Ester ke Semifinal
BACA JUGA:Hasil Undian Kualifikasi Piala Asia U-20: Indonesia Tuan Rumah Berada di Grup F
Anthony Ginting kalah dari Kenta Nishimoto (Jepang) dengan skor 21-17, 11-21, 8-21, sementara Jonatan Christie, atau yang akrab disapa Jojo, harus mengakui keunggulan Leong Jun Hao (Malaysia) dengan skor 18-21, 21-13, 17-21.
Kekalahan ini menandakan perlunya evaluasi mendalam terhadap strategi permainan dan kondisi fisik kedua pemain.
Ginting dan Jojo perlu meningkatkan fokus dan ketahanan fisik, serta memperbaiki strategi taktik untuk menghadapi lawan dengan gaya bermain yang berbeda-beda.
BACA JUGA:Australia Open 2024: 3 Tunggal Putri Lolos Perempat Final, Ganda Campuran Merana
BACA JUGA:Kemenangan 2-0 Indonesia Atas Filipina: Asa Menuju Piala Dunia 2026