"Saya katakan, apa yang bisa diperbaiki saat ini, contoh; pengambilan keputusan yang salah, bisa diperbaiki,” jelasnya.
“Kalau teknis skill tidak bisa secepat itu diperbaiki tapi kalau cara mengambil keputusan itu tergantung visi masing-masing pemain, tergantung bagaimana mereka melihat situasi. Hal itu yang mungkin bisa diperbaiki dalam waktu dekat,” tambahnya.
Dirinya memberikan keleluasaan kepada seluruh pemain untuk menemukan solusinya sendiri dan berkembang dengan proses masing-masing tanpa terlalu menuntut banyak.
“Saya selalu memberikan ruang agar para pemain bisa merefleksi diri agar dapat mengembangkan diri juga,” tuturnya.
Lantas bagaimana dengan peta kekuatan calon lawan? Menurut Indra, Kamboja memiliki daya juang tinggi.
Walau pada laga perdana ASEAN U-19 Boys Championship 2024 kalah 2-3 dari Timor Leste, namun sepanjang pertandingan itu, penampilan mereka sangat baik.
Meski sempat tertinggal 0-2, namun mereka mampu mengejar dan berhasil mencetak dua gol. Untuk itu dirinya mewanti-wanti anak asuhnya tidak meremehkan lawan.
“Secara mental, tidak boleh ada yang jemawa. Tidak boleh ada yang merasa enteng apapun situasinya dan siapapun lawan," ucapnya.
"Di sepak bola apa saja bisa terjadi. Kita lihat Kamboja main begitu bagus di 10 hingga 20 menit tiba-tiba 3 gol bisa dicetak oleh Timor Leste,” bebernya.
“Mereka paham sekali, tidak ada pemain yang over convidence, mereka akan fokus menyelesaikan pertandingan,” lanjut Indra Sjafri.
Menjelang laga menghadapi Kamboja, Indra Sjafri sendiri mengaku telah cukup mengetahui kekuatan dan pola permainan lawannya.
“Oh sangat tahu banyak soal Kamboja,” ujarnya
Meski begitu dirinya selalu mewaspadai Kamboja sebagai satu tim. “Kami mewaspadai secara keseluruhan, tidak perorangan,” kata Indra Sjafri.
“Jadi kalau game plan kita benar, bagaimana kita attack yang benar, bagaimana kita defend yang benar, dengan sendirinya, para pemain yang menonjol pada mereka pasti akan terisolasi,” imbuhnya.***