BACA JUGA:Rusa Jawa: Permata Tersembunyi di Hutan Indonesia
Kombinasi kata "pecel" yang sudah familiar dengan "lele" yang merupakan bahan utama hidangan ini membuat nama tersebut mudah diingat dan menarik perhatian.
Seiring berjalannya waktu, pecel lele mengalami evolusi yang cukup signifikan.
Awalnya, pecel lele mungkin hanya berupa ikan lele goreng yang disajikan dengan sambal sederhana.
BACA JUGA:Mengapa Kambing Memiliki Bau yang Lebih Kuat Dibandingkan Sapi atau Kerbau?
Namun, kini kita dapat menemukan berbagai variasi pecel lele dengan tambahan lauk pauk seperti tempe goreng, tahu goreng, atau lalapan. Bahkan, ada pula pecel lele yang disajikan dengan nasi uduk atau nasi kuning.
Popularitas pecel lele tidak hanya terbatas di Indonesia. Hidangan ini telah menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang dikenal di mancanegara.
Banyak restoran Indonesia di luar negeri yang menyajikan pecel lele sebagai menu andalan.
BACA JUGA:Kemampuan Ikan Lumpur Bisa Bertahan Hidup di Darat, Anda Pernah Melihat Ikan Jenis Ini?
Hal ini menunjukkan bahwa pecel lele memiliki daya tarik universal yang mampu memikat lidah para penikmat kuliner dari berbagai negara.
Gelombang Migrasi Penjual Pecel Lele ke Sumsel hingga Banyuasin.
Pecel lele awalnya dijual di daerah Jawa Timur, termasuk Lamongan pada 1970. Hingga pada akhir tahun 1970-an, sejumlah penjual pecel lele mulai merantau ke berbagai daerah di Indonesia termasuk Banyuasin.
BACA JUGA:Presiden Joko Widodo Serahkan Bonus Atlet Olimpiade Paris 2024
Lambat laun, penjual soto lamongan yang sudah lebih dulu jualan lambat laun mulai menambahkan menu pecel lele.
Hal itu dituturkan oleh Jali Suprapto yang sudah berjualan soto lamongan di sejak 1960-an.