"Pasar-pasar tradisional yang baru itu menawarkan harga yang lebih murah. Jadi, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di sana," kata Nawi.
Nawi mengatakan bahwa dirinya sudah berusaha untuk bersaing dengan pasar-pasar tradisional lainnya.
Namun, menurutnya, persaingan yang semakin ketat membuat dirinya sulit untuk meningkatkan omzet penjualannya.
"Saya sudah berusaha untuk bersaing dengan menawarkan harga yang lebih murah. Tapi, tetap saja sepi," kata Nawi.
BACA JUGA:Masyarakat Diajak Jaga Kebersihan Lingkungan
Saat ini ia mmasih bertahan untuk berjualan, namun kebanyakan pedagang lain sudah gulung tikar alias alih profesi jadi petani.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil menengah perindustrian dan Perdagangan Banyuasin, Alpian, mengatakan bahwa pihaknya menyadari akan sepinya pasar tradisional di Kabupaten Banyuasin.
Menurutnya, pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional.
"Kami akan berupaya untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada para pedagang," kata Alpian.
BACA JUGA:RTRW Banyuasin 2019-2039 Memasuki Tahun Kelima
Alpian mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya berbelanja di pasar tradisional.
Menurutnya, pasar tradisional memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pasar digital.
"Pasar tradisional memiliki banyak keunggulan, seperti lebih dekat dengan masyarakat, harga yang lebih murah, dan lebih banyak pilihan barang," katanya.
Pasar Digital Jadi Primadona
BACA JUGA:Banyuasin Persilakan Investor Berinvestasi di Banyuasin
Maraknya pasar digital menjadi salah satu penyebab sepinya pasar tradisional. Pasar digital menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat untuk berbelanja.