Mengelola Mood Swing Saat Menstruasi: Faktor Hormon dan Cara Mengatasinya

Jumat 06 Sep 2024 - 09:28 WIB
Reporter : Apriyanti
Editor : Apriyanti

Hal ini membantu menjelaskan mengapa banyak wanita merasa lebih bahagia, energik, dan positif pada fase-fase tersebut. 

Namun, ketika kadar estrogen menurun menjelang menstruasi, produksi serotonin juga berkurang, yang dapat memicu perasaan sedih, cemas, atau depresi.

Progesteron adalah hormon yang membantu tubuh mempersiapkan kehamilan setelah ovulasi. 

Meskipun progesteron memiliki efek menenangkan, peningkatan kadar hormon ini juga dapat menyebabkan kelelahan, mood yang tidak stabil, dan perasaan cemas. 

Hal ini sering kali terjadi selama fase luteal, yang mendekati periode menstruasi.

Perubahan hormon yang ekstrem ini dapat memicu gejala yang dikenal sebagai sindrom pramenstruasi (PMS).

Yaitu kondisi di mana wanita mengalami gejala fisik dan emosional seperti kembung, nyeri payudara, kram perut, dan tentu saja perubahan mood. 

Pada beberapa wanita, gejala PMS bisa sangat berat hingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

PMS dan Gangguan Dysphoric Pramenstruasi (PMDD)

Sementara banyak wanita mengalami PMS dengan gejala yang cukup ringan, ada juga sebagian wanita yang mengalami kondisi yang lebih serius yang disebut gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD). 

PMDD adalah bentuk yang lebih parah dari PMS dan dapat menyebabkan perubahan mood yang sangat intens, seperti depresi berat, kecemasan ekstrem, dan bahkan gangguan mental lainnya.

PMDD dipicu oleh perubahan hormonal yang sama seperti PMS, tetapi dengan respons tubuh yang lebih sensitif terhadap fluktuasi hormon. 

Gejala PMDD bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga memerlukan perhatian medis dan penanganan khusus.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Mood Saat Menstruasi

Selain perubahan hormon, ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi mood wanita selama menstruasi. Beberapa di antaranya meliputi:

- Stres

Kategori :