"Kami berharap kebijakan-kebijakan yang telah berjalan baik dan berdampak positif tetap dilanjutkan dalam pemerintahan ke depan. Apapun nomenklatur yang digunakan, saya yakin kita semua berpijak pada visi dan misi yang sama untuk memastikan semua anak Indonesia mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas, visi dan misi yang sama untuk pemajuan kebudayaan, dan dengan berpegang teguh para prinsip tata kelola yang akuntabel dan integitas tinggi,” ucap Nadiem.
Untuk para guru, dosen, tenaga kependidikan, dan pegiat seni budaya di seluruh Indonesia, Nadiem mengungkapkan rasa terima kasih karena merekalah garda terdepan dalam melaksanakan seluruh kebijakan yang digulirkan pemerintah.
BACA JUGA:8.318 CPNS Kemenag Ikuti CAT SKD
“Tanpa Bapak dan Ibu, kebijakan sebagus apapun tak akan terlaksana di lapangan dan tak akan berdampak membawa perbaikan untuk negeri,” sambungnya, sambil menekankan bahwa meskipun tugasnya sudah selesai, masih banyak pekerjaan besar yang harus dilanjutkan oleh para menteri baru.
cara pisah sambut ini menandai awal baru Kemendikbudristek menjadi tiga kementerian terpisah, yang dipimpin oleh tiga menteri terpilih oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Di bawah kepemimpinan beliau-beliau dengan dukungan penuh dari Bapak dan Ibu, saya yakin sektor pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi akan semakin maju dan berkembang, menuju pencapaian yang lebih tinggi lagi,” pungkas Nadiem.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, menyampaikan apresiasi kepada Nadiem Makarim dan jajaran Kemendikbudristek yang telah bekerja keras untuk memajukan pendidikan nasional melalui berbagai gagasannya.
BACA JUGA:Anggota Dewan Dilarang Ikut Kampanye, Ini Penjelasan Bawaslu Prabumulih
"Kita akan melestarikan dan menjaga hal-hal baik yang sudah ada selama ini dan menggagas hal baru untuk kemajuan pendidikan nasional pada masa mendatang. Saya sangat berharap dukungan dan kerja sama dari seluruh keluarga besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, karena ini adalah kementerian yang sangat strategis untuk membangun kualitas sumber daya manusia,” ujarnya.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyatakan untuk segera mulai bekerja. “Pendidikan tidak boleh terganggu dengan adanya perubahan yang menyebabkan stagnansi. Kita akan terus bekerja, sembari melakukan perbaikan, karena pendidikan adalah proses yang terus berjalan," katanys.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyoroti bahwa ini adalah kali pertama Kementerian Kebudayaan berdiri sebagai kementerian sendiri, sehingga dapat lebih fokus untuk mengurus kebudayaan Indonesia yang sangat kaya.
Ia berpesan, “Kita harus menjadikan budaya ini sebagai treasure, sebagai kekayaan nasional kita. Dengan ini, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi ibu kota budaya dunia,” imbuhnya.