Bagi penderita diabetes yang ingin tetap menikmati kurma, disarankan untuk mengonsumsinya dalam jumlah terbatas, misalnya satu atau dua buah per hari, dan selalu memantau kadar gula darah setelahnya.
Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum memasukkan kurma ke dalam diet harian.
2. Penyakit Jantung
Penderita penyakit jantung juga perlu membatasi konsumsi kurma, terutama jika mereka memiliki kadar kolesterol tinggi atau sedang menjalani diet rendah gula.
Konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Selain itu, beberapa produk olahan kurma yang mengandung tambahan gula atau sirup glukosa dapat memperburuk kondisi jantung.
Oleh karena itu, penting untuk memilih kurma alami tanpa tambahan pemanis dan mengonsumsinya dalam jumlah kecil.
3. Gangguan Pencernaan
Meskipun kurma kaya akan serat yang baik untuk pencernaan, konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, gas berlebih, atau diare.
Penderita sindrom iritasi usus besar (IBS) atau gangguan pencernaan lainnya sebaiknya berhati-hati, karena fruktosa dalam kurma dapat memicu gejala yang tidak nyaman.
Bagi penderita gangguan pencernaan, konsumsi kurma sebaiknya dilakukan dalam jumlah terbatas dan selalu diperhatikan efeknya terhadap tubuh.
4. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan
Kurma adalah buah yang padat energi dan kalori. Dalam 100 gram kurma, terkandung sekitar 270 kalori.
Oleh karena itu, penderita obesitas atau yang sedang menjalani program penurunan berat badan harus membatasi konsumsi kurma.
Meskipun kurma menawarkan nutrisi penting, kandungan kalorinya dapat menghambat usaha untuk menurunkan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan.
5. Hiperkalemia (Kadar Kalium Tinggi)