Akrilamida terbentuk ketika makanan yang kaya karbohidrat, seperti kentang atau roti, dipanaskan pada suhu tinggi.
Zat ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pada hewan percobaan, meskipun dampaknya pada manusia masih dalam penelitian.
Oleh karena itu, penggunaan air fryer untuk mengolah makanan yang mengandung banyak karbohidrat perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan waktu serta suhu pemasakan.
3. Kebakaran atau Cedera Akibat Penggunaan yang Tidak Tepat
Seperti halnya peralatan dapur lainnya, air fryer juga berisiko menyebabkan kebakaran atau cedera jika tidak digunakan dengan benar.
Alat ini bekerja dengan suhu yang sangat tinggi, dan jika tidak diawasi dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan atau kebakaran.
Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan seksama dan tidak meninggalkan air fryer dalam keadaan menyala tanpa pengawasan.
4. Dampak Terhadap Lingkungan
Meskipun air fryer tidak menggunakan banyak minyak, alat ini tetap menggunakan energi listrik untuk beroperasi.
Mengingat penggunaan air fryer yang semakin meningkat, hal ini dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan, terutama dari segi konsumsi energi.
Penggunaan alat ini secara berlebihan tanpa mempertimbangkan efisiensi energi dapat memperburuk jejak karbon individu.
5. Penggunaan Plastik yang Berisiko
Sebagian besar air fryer hadir dengan komponen plastik yang dapat terpapar suhu tinggi saat digunakan.
Meskipun banyak produsen yang menjamin keamanan produk mereka, risiko terlepasnya bahan kimia berbahaya dari plastik yang digunakan tetap ada.
Zat seperti BPA (Bisphenol A) yang terkandung dalam beberapa jenis plastik bisa berpindah ke makanan saat terkena panas tinggi, yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Air fryer memang menawarkan kemudahan dalam memasak dengan sedikit minyak, namun penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati.