KORANHARIANBANYUASIN.ID– Beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuasin terendam banjir akibat tingginya curah hujan dan pasang surut air laut. Salah satu wilayah terdampak adalah Kecamatan Muara Sugihan.
"Banjir tahunan, dek," ujar Welly, Camat Muara Sugihan, Senin (20/1). Ia menjelaskan, meskipun banjir hanya menggenangi jalan, kondisi ini cukup mengganggu aktivitas masyarakat. "Di jalan-jalan saja yang terendam, tapi itu pasang surut," tambahnya.
Menurut Welly, banjir disebabkan oleh tingginya curah hujan yang diperparah oleh volume air yang meningkat. "Akses utama masyarakat terendam, sehingga aktivitas mereka terganggu," katanya. Ia berharap curah hujan berkurang dan air segera surut.
BACA JUGA:Indonesia Masters 2025 Siap Digelar, 30 Wakil Indonesia Siap Ukir Prestasi
Sementara itu, Kepala BPBD Banyuasin, Reza Agus Perdana, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, M. Rhoma Dona, menyebut pihaknya belum menerima laporan banjir dari Muara Sugihan. "Belum ada laporan dari sana," katanya.
Namun, BPBD telah menerima laporan banjir dari Kecamatan Pulau Rimau, Makarti Jaya, dan Rambutan. "Banjir di sana disebabkan oleh air pasang dan berlangsung sekitar 2–3 jam sebelum surut," jelasnya.
Rhoma Dona juga mengungkapkan bahwa puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2025, berdasarkan laporan BMKG. Selain faktor alam, banjir di Banyuasin diperparah oleh pendangkalan sungai dan saluran air yang tersumbat akibat aktivitas perkebunan.
BACA JUGA:Waroeng Steak and Shake Perpanjang Kontrak Sabar/Reza, Juga Gaet Christian Adinata
“Kami menemukan pendangkalan sungai alami, seperti di Sungai Bantung,” ujarnya. Untuk mengantisipasi bencana, BPBD Banyuasin telah melakukan langkah mitigasi, seperti sosialisasi kepada masyarakat, normalisasi sungai, dan pengerukan di wilayah rawan banjir seperti Talang Kelapa dan Rambutan.
BPBD mengimbau masyarakat tetap waspada, terutama saat intensitas hujan tinggi. Langkah-langkah pencegahan dini diharapkan dapat mengurangi dampak banjir ke depannya.