Pemkab Banyuasin Matangkan Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan Mangrove Daerah

Pemkab Banyuasin Matangkan Pembentukan Forum Koordinasi Pengelolaan Mangrove Daerah--
Oleh karena itu, forum ini dirancang untuk tidak hanya menjadi ruang diskusi, melainkan juga wadah untuk menyusun program kerja terpadu, seperti kegiatan rehabilitasi mangrove, patroli bersama, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan penguatan regulasi lokal tentang kawasan konservasi.
Sekda Erwin menegaskan bahwa forum akan dibentuk dengan struktur organisasi yang jelas, melibatkan OPD terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Dinas PUPR, dan Dinas Pertanian, serta mengundang perwakilan dari dunia usaha, LSM lingkungan, dan kelompok masyarakat adat atau nelayan.
Menuju Banyuasin Hijau dan Tangguh Iklim
Langkah Pemkab Banyuasin membentuk forum pengelolaan mangrove ini juga sejalan dengan visi Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera, terutama dalam misi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Dalam konteks yang lebih luas, forum ini diharapkan menjadi model replikasi bagi kabupaten-kabupaten pesisir lainnya di Indonesia yang juga menghadapi tantangan serupa dalam menjaga ekosistem mangrove. Banyuasin memiliki keunikan geospasial sebagai wilayah delta yang rawan abrasi, namun sekaligus kaya akan biodiversitas perairan, sehingga memerlukan penanganan yang spesifik dan berkelanjutan.
“Dengan membentuk forum ini, kita sebenarnya sedang menyiapkan masa depan. Kita menjaga pesisir bukan hanya untuk mencegah bencana, tetapi juga untuk mewariskan warisan ekologis yang berharga kepada generasi mendatang,” tutur Erwin di akhir rapat.
Rapat ini kemudian ditutup dengan komitmen awal dari masing-masing peserta untuk menyusun rencana kerja bersama dalam waktu 30 hari ke depan. Forum juga akan segera disahkan melalui Surat Keputusan Bupati, dan dijadwalkan mengadakan pertemuan perdana dalam bulan Juli mendatang. Sementara itu, koordinasi lintas instansi dan dukungan dari lembaga mitra akan terus dimatangkan.
Langkah awal ini menandai transformasi penting dalam tata kelola lingkungan di Banyuasin, di mana kolaborasi menjadi kunci, dan pelestarian alam tidak lagi menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan menjadi gerakan bersama seluruh elemen masyarakat. Dengan semangat kolektif ini, Banyuasin menapaki jalan menuju kabupaten yang hijau, tangguh terhadap perubahan iklim, dan berdaya secara sosial-ekonomi.