Keluarga Pasien Ngamuk di RSUD Sekayu, Paksa Dokter Lepas Masker dan Lempar Hinaan

Dr Syahpri dipaksa melepas makser oleh keluarga pasien.--
Namun, publikasi video tersebut justru memicu perdebatan di dunia maya.
Banyak warganet menilai tindakan keluarga pasien sudah kelewat batas dan tidak menghormati profesi tenaga kesehatan.
Tak butuh waktu lama, reaksi netizen pun membanjiri media sosial. Sebagian besar pengguna internet mengutuk keras perlakuan yang diterima dr Syahpri.
Mereka menilai tindakan tersebut bukan hanya tidak sopan, tetapi juga bisa dikategorikan sebagai pelecehan terhadap tenaga medis yang sedang menjalankan tugas.
Bahkan, banyak warganet yang mendesak agar pihak keluarga pasien—termasuk perekam video—segera diproses secara hukum.
Menurut mereka, penghinaan di depan umum dan penyebaran konten yang merendahkan martabat seseorang dapat dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang yang berlaku.
Di tengah gelombang kritik terhadap pelaku, dukungan moral untuk dr Syahpri pun mengalir deras.
Para rekan sejawat dan tenaga medis lainnya kompak menggaungkan #KamiBersamaDrSyahpri sebagai bentuk solidaritas dan penghargaan atas kesabaran yang ditunjukkan sang dokter.
Tagar ini ramai digunakan di berbagai platform media sosial, menandakan bahwa publik berpihak pada tenaga medis yang kerap menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya menghormati tenaga medis yang bekerja keras merawat pasien.
Perbedaan pendapat atau ketidakpuasan terhadap pelayanan seharusnya disampaikan melalui jalur resmi, bukan dengan tindakan yang merendahkan atau mengintimidasi.
Masyarakat berharap pihak berwenang dapat mengambil langkah tegas agar kasus serupa tidak terulang, sekaligus memberikan rasa aman bagi para tenaga kesehatan saat bertugas.
Insiden di RSUD Sekayu ini menjadi pelajaran berharga bahwa menghargai profesi dokter bukan hanya soal etika, tetapi juga menjaga hubungan saling percaya antara pasien, keluarga, dan tenaga medis demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.