Kondisi Terkini Lee Zii Jia Jelang World Championships 2025, Akui Sempat Depresi

Lee Zii Jia akan kembali berkompetesi di BWC 2025 usai 5 bulan pemulihan cedera.--
BACA JUGA:Curahan Hati Jesita Putri Miantoro Saat Jalani Pemulihan ACL: Rasanya Bagian dari Diriku Hilang
“Saat depresi, saya berada di titik mencoba menemukan sesuatu untuk mendistraksi. Saya mencoba banyak hal, seperti membaca buku. Saya bahkan mencoba melakukan skydive di Dubai, lalu pergi ke museum seni di Abu Dhabi. Ini solo trip, healing trip untuk diri saya. Saya belajar hal yang baru lagi,” ungkapnya.
Menariknya, Lee menjelaskan bahwa minatnya terhadap seni rupa justru tumbuh di masa sulit tersebut.
Ia menjadikan seni sebagai salah satu cara untuk mengalihkan pikiran dari badminton sekaligus bentuk ekspresi dirinya.
Hal ini membuat para penggemar bisa lebih memahami sisi personal dari seorang atlet yang biasanya hanya terlihat dalam intensitas pertandingan.
Meski begitu, fokus utama Lee Zii Jia tetap kembali ke dunia bulu tangkis.
Ia menegaskan bahwa kondisinya kini jauh lebih baik.
Rasa sakit yang sempat mengganggunya sudah hilang, meski ia tetap berhati-hati dalam menilai kesiapan fisiknya.
“Saya bisa mengatakan dengan pasti kalau sudah tidak sakit. Saya dapat bermain dalam latihan, tapi tentunya di turnamen situasinya berbeda. Jadi itulah mengapa saya (berpartisipasi) di sini, semacam ujian bagi saya,” jelasnya.
Lee juga menuturkan bahwa masa rehabilitasi membuatnya kehilangan banyak jam terbang di lapangan.
Ia sempat berlatih ringan, memainkan sparring hingga 21 poin, tetapi ia menyadari bahwa atmosfer pertandingan resmi akan menghadirkan tantangan yang berbeda.
“Saya tak berlatih dalam waktu cukup lama, hanya melakukan rehab, dan ketika kembali, saya sangat kesulitan. Saya belum bermain di pertandingan sesungguhnya. Ya, saya menjalani beberapa pertandingan, lima poin, bahkan 21 poin. Tapi di dalam sparring, saya pikir level lawannya berbeda,” tambahnya.
World Championships 2025 akan menjadi ujian nyata bagi Lee Zii Jia, baik secara fisik maupun mental.
Para penggemar Malaysia, bahkan dunia, tentu menantikan apakah comeback ini akan menjadi titik balik kebangkitannya.
Terlepas dari hasil yang akan diraih, perjalanan Lee menunjukkan bahwa seorang atlet tidak hanya berjuang di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan pribadi menghadapi tekanan, cedera, hingga depresi.