BANNER ASKOLANI 2 PERIODE

Tiga Tahun Tanpa Bantuan Pemerintah, Duda Miskin Ini Dikunjungi Dewan Sumsel Terpilih

Saat menerima bantuan--

"Pak, ini ada bantuan dari saya mohon diterima. Saya baru tau dari kawan kawan wartawan, bapak hidup dalam kondisi seperti ini," ucap Fenus dengan nada bergetar.

BACA JUGA:Pencegahan Korupsi, Pj Sekda Banyuasin: Masyarakat Jangan Hanya Jadi Penonton

Didepan rumah yang hampir roboh miliknya, Mat Mat hanya terdiam. Terlihat matanya berkaca kaca, tegar agar tangis tak keluar dari matanya yang mulai senja.

Namun, air matanya tak kuasa ia tahan dan tanpa terasa jatuh menetes membasahi tanah yang jadi saksi perjuangannya bertahan hidup.

"Pak, saya ikut merasakan bagaimana tinggal ditempat seperti. InsyaAllah, saya akan berjuang bersama teman teman partai PAN, baik di pusat maupun di daerah, agar tahun depan rumah bapak bisa segera direnovasi untuk layak ditinggali," lanjut Fenus.

BACA JUGA:Jembatan Lalan Ambruk, Urat Nadi Ekonomi Terputus

Pria yang pernah menjadi Ketua Perbakin OKU Timur ini menyebut, warga seperti Mang Mat ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah dan diprioritas diberi bantuan.

"Bantuan untuk warga yang miskin parah atau ektsrem haruslah tepat sasaran. Sungguh naif sekali, jika kita hanya berpikir untuk menurunkan angka kemiskinan, namun fakta dilapangan tidak berbuat, dan masih banyak warga yang memang butuh sekali uluran dan bantuan tapi seolah pemerintah tidak ada buat mereka," katanya.

Bertahan Hidup dengan Mencari Sayur di Pematang Sawah

BACA JUGA:Lomba Tangkap Bebek Menarik Perhatian Warga SMPN 1 Makarti Jaya

Mang Mat merupakan duda miskin yang memilih hidup tinggal seorang diri. Ia tidak ingin merepotkan anak anaknya yang sudah berumah tangga maupun yang belum menikah karena kondisinya tidak jauh dari dirinya, berada di bawah kemiskinan.

Padahal, dirinya yang sudah tua dan terkadang sakit sakitan. Selama ini untuk bertahan hidup harus mencari sayur, seperti sayur kangkung di sekitar pematang sawah milih warga sejauh 10 kilometer dengan melewati rawa yang cukup dalam.

"Kalau dapat sayur, bisa dijual. Kadang tidak menentu kalau bisa mendapatkan sayuran dan dijual bisa dapat uang Rp 10.000 sampai Rp 15.000. Terkadang tidak dapat jadi tidak makan, kalau ada uang sisa jual sayur kemaren itulah buat makan," ucapnya tertunduk sedih.

BACA JUGA:Perdana, Perlombaan Perahu Ketek Nelayan Bakal Turut Memeriahkan HUT RI di Muba

Selain pekerjaan mencari sayuran, ia terkadang mencari pekerjaan lain membatu warga yang membutuhkan tenaganya, untuk bisa bertahan hidup bisa makan meskipun sesuap nasi. 

Tag
Share