BANNER ASKOLANI 2 PERIODE

Pandemi Covid-19 Melanda, Askolani Sukses Turunkan Angka Kemiskinan Banyuasin

Bupati Banyuasin periode 2018-2023, Askolani--Foto koranharianbanyuasin.id

BACA JUGA:Bupati Banyuasin Beri Solusi Langsung, Tekan Inflasi dengan Pasar Murah dan Gerakan Tanam

Di satu sisi, ia harus memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat untuk menekan angka kemiskinan yang terus meningkat.

"Rendahnya pendapatan masyarakat, keterbatasan lapangan pekerjaan, lambatnya pertumbuhan ekonomi, dan rendahnya tingkat pendidikan menjadi faktor yang meningkatkan angka kemiskinan," ungkapnya.

Pada tahun 2021, angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin mencapai 10,17%, angka yang cukup signifikan.

Askolani menetapkan target untuk menurunkan angka tersebut menjadi satu digit.

"Harus tembus satu digit, itu target kita sejak awal ketika dipercaya dan diberi amanah oleh rakyat Banyuasin," tegas mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Banyuasin ini.

Secara perlahan namun pasti, upaya Pemerintah Kabupaten Banyuasin di bawah kepemimpinan Askolani membuahkan hasil. Penurunan angka kemiskinan dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang positif.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan, angka kemiskinan di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2021 sebesar 10,17%.

Pada tahun 2022, angka tersebut turun menjadi 10,00% (88.550 jiwa), dan pada tahun 2023, kembali turun menjadi 9,58% (85.880 jiwa).

Penurunan ini menjadi sejarah baru bagi Banyuasin, yang berhasil menekan angka kemiskinan menjadi di bawah 10%.

"Alhamdulillah, data kemiskinan di Banyuasin terus menurun. Ini menunjukkan bahwa program-program pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat telah berjalan dengan baik," ujar Askolani.

Tahun ini, ia berniat kembali maju di Pilkada Banyuasin sebagai calon bupati untuk periode kedua.

Askolani juga mengapresiasi peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang dinilainya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mengumpulkan data kemiskinan.

Dengan jumlah pendamping sebanyak 99 orang, yang terdiri dari 2 koordinator kabupaten, 21 koordinator kecamatan, dan 76 pendamping sosial, PKH membantu pemerintah mendapatkan data yang akurat untuk mengambil kebijakan.

Sebagai bentuk apresiasi, saat masa jabatannya hampir berakhir, Askolani merogoh kocek pribadi untuk memberikan reward berupa smartphone kepada para pendamping PKH guna mendukung kinerja mereka di lapangan.

Tag
Share