BANNER ASKOLANI 2 PERIODE

Tragis Seorang Remaja di Prabumulih Dirantai Oleh Ibu Kandungnya

Kapolsek Cambai saat mendatangi pondok tempat seorang remaja berinisial M dirantai--

KORANHARIANBANYUASIN.ID – Sunggun malang nasib menimpa seorang remaja berinisial M (17), warga Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. 

Remaja laki-laki ini diduga diikat menggunakan rantai oleh ibu kandungnya sendiri di sebuah pondok yang berada di Kelurahan Cambai, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih. Kejadian ini terungkap setelah salah seorang warga melaporkan aksi tersebut kepada pihak kepolisian pada Jumat, 13 September 2024.

Kasus ini segera ditangani oleh Kapolsek Cambai beserta sejumlah anggotanya yang bergegas ke lokasi setelah menerima laporan dari masyarakat. Setibanya di tempat kejadian, polisi bersama warga setempat berhasil melepaskan rantai yang mengikat kaki kiri M. 

Remaja malang itu kemudian dibawa ke kantor Polsek bersama dengan ibu kandungnya untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Setelah penanganan awal oleh pihak kepolisian, kasus ini diserahkan kepada pemerintah kota Prabumulih melalui pihak kecamatan dan Dinas Sosial untuk penyelesaian lebih lanjut.

Menurut informasi yang dihimpun, tindakan pemasungan terhadap M yang dilakukan oleh ibu kandungnya merupakan buntut dari perilaku M yang berulang kali melakukan aksi pencurian di lingkungan sekitarnya. Aksi pencurian yang dilakukan oleh M bahkan sempat viral di media sosial, sehingga menambah tekanan sosial dan beban mental bagi keluarganya. Ibu kandung M, yang merasa malu dan frustasi akibat kelakuan anaknya, mengambil langkah drastis dengan merantai anaknya di pondok tersebut.

Berdasarkan keterangan dari sumber yang enggan disebutkan namanya, pihak keluarga telah mencoba berbagai cara untuk menyembuhkan M dari perilaku mencurinya. Mereka bahkan telah membawa M ke beberapa pengobatan alternatif serta rumah sakit khusus, termasuk RS Ernaldi Bahar di Palembang, yang merupakan rumah sakit rujukan untuk penyakit kejiwaan. Namun, sayangnya, tidak ada perubahan yang signifikan pada kondisi M, yang membuat keluarganya putus asa.

"Dibawa berobat alternatif sudah, dibawa ke RS Ernaldi Bahar juga sudah, tapi dak sembuh-sembuh. Mungkin karena itu laju di rantai," ungkap salah seorang sumber yang enggan namanya disebutkan.

Sementara, Kapolres Prabumulih, AKBP Endro Aribowo, SIK, melalui Kasi Humas Polres Prabumulih, AKP B. Sijabat, membenarkan adanya kasus pemasungan dengan cara merantai tersebut. Ia menjelaskan bahwa setelah dilakukan tindakan awal oleh pihak kepolisian, kasus ini telah diserahkan kepada pemerintah kota Prabumulih, khususnya Dinas Sosial dan pihak kecamatan, untuk penanganan lebih lanjut.

"Kasusnya sudah ditangani Polsek Cambai dan saat ini diselesaikan oleh pemerintah kota Prabumulih melalui dinas sosial dan pihak kecamatan," ujar AKP B. Sijabat.

Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan pengakuan dari orang tua M, tindakan merantai anaknya tersebut dilakukan karena orang tua tidak tahan lagi menghadapi perilaku M yang terus-menerus melakukan pencurian. Perilaku anaknya yang viral di media sosial dianggap mencoreng nama baik keluarga, sehingga memicu keputusan ekstrem tersebut.

"Pengakuan orang tua korban, ia merantai anaknya karena sering membuat malu keluarga, sering melakukan pencurian yang sudah berulang kali serta telah viral di kota Prabumulih," jelas Kasi Humas Polres Prabumulih.

Terpisah, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Candra Pipit ST mengungkapkan bahwa kasus M bukanlah kasus yang baru. Menurut Candra, M telah beberapa kali mendapatkan penanganan dari Dinas Sosial. M diketahui mengidap penyakit yang langka, yang membuat perilakunya sulit dikendalikan.

"Dia itu mengidap penyakit yang jarang ditemukan. Kami sudah pernah membawa M ke RS Ernaldi Bahar untuk mendapatkan perawatan medis. Kami juga telah mendatangkan ahli jiwa untuk memberikan penanganan khusus terhadap M," ungkap Candra Pipit.

Namun, meskipun telah mendapatkan berbagai bentuk perawatan dan upaya penyembuhan dari pihak medis dan ahli, kondisi M tampaknya belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini semakin memperburuk keadaan, membuat keluarga merasa kehabisan akal dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. 

Tag
Share