Harga Gabah Anjlok, Petani Banyuasin Keluhkan Nasib
Gabah yang sengaja di jemur petani untuk stok makan, usai panen yang dilaksanakan. --
"Di sini kita masih menanam padi varietas inpari 32 dan 64. Karena cocok dengan kondisi sawah pasang surut. Sayangnya, masa panennya juga singkat, cuma sekitar tiga bulan," jelas Sapran.
BACA JUGA:Rotasi Jabatan di Polres Banyuasin: Fokus pada Pelayanan Masyarakat dan Pilkada Damai
Penurunan harga gabah ini tentu saja mengancam kesejahteraan para petani. Apalagi, biaya produksi pertanian terus meningkat, mulai dari harga pupuk hingga pestisida.
"Kalau harga gabah terus turun, kami khawatir akan kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi kalau sampai harga pupuk dan obat-obatan pertanian naik lagi," ungkap Sapran.
Para petani berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
BACA JUGA:Arpani Resmi Dilantik Sebagai Wakil Ketua I DPRD Banyuasin, Siapa Ketua?
Misalnya, dengan memberikan bantuan modal usaha, memperluas akses pasar, atau bahkan menetapkan harga pembelian gabah yang lebih stabil.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu kami agar harga gabah tidak terus turun. Selain itu, kami juga butuh bantuan untuk meningkatkan kualitas produksi padi kami," pungkas Sapran.