“Sebenarnya strateginya sudah benar di game pertama, tapi beberapa kali penyesuaian ke kondisi lapangannya belum sempurna. Ada perubahan sejak terakhir mencoba lapangan hari Sabtu lalu. Masih sedikit ragu, kurang percaya diri dalam menggunakan setiap pukulannya,” tambahnya.
Namun, Jonatan berhasil memanfaatkan keunggulan fisiknya di dua gim selanjutnya.
Permainannya makin konsisten dan agresif, membuat Prannoy kewalahan menghadapi reli-reli panjang dan pukulan-pukulan tajam dari Jonatan.
Fokus dan daya tahan Jonatan menjadi kunci utama kemenangannya.
Lebih dari sekadar menang, Jonatan membawa semangat pembalasan atas kekalahan Indonesia dari India di Sudirman Cup 2017 lalu.
Kala itu, ia juga menjadi andalan tunggal putra Indonesia namun hasilnya tidak memuaskan.
“Pastinya senang bisa turun pertama kali sebagai kapten dan menang. Saya punya pengalaman tidak enak tampil di Piala Sudirman tahun 2017 lalu. Dengan grup yang sama, India dan Denmark. Saya punya motivasi untuk tidak mengulangi hal itu dan Puji Tuhan hari ini berhasil menyumbang poin,” ujar Jonatan penuh rasa syukur.
Kemenangan Jonatan menjadi momentum penting yang mengangkat semangat tim Indonesia.
Setelah itu, partai-partai selanjutnya juga berhasil dimenangkan oleh skuad Merah Putih.
Hasil akhir pertandingan grup D ini mencatatkan kemenangan 4-1 untuk Indonesia, sekaligus memulangkan India dari turnamen beregu campuran bergengsi ini.
Dengan hasil ini, Indonesia melangkah mantap ke babak perempat final dan semakin percaya diri mengejar gelar juara Sudirman Cup yang telah lama dinantikan.
Sebagai kapten, Jonatan tidak hanya menunjukkan kualitas permainannya, tetapi juga kepemimpinan yang menginspirasi seluruh tim.