Semua itu harus dibentuk secara konsisten sejak masa latihan, bukan hanya menjelang pertandingan.
“Motivasi itu harus dibiasakan dari latihan. Harus dibentuk dari awal, jangan gampang menyerah,” kata Kevin menekankan pentingnya pembinaan mental sejak dini.
Pengalaman Pribadi: Tertinggal Bukan Alasan Menyerah
Selama masa aktifnya di dunia bulu tangkis, Kevin Sanjaya dikenal sebagai pemain yang sulit dipatahkan semangatnya.
Bersama pasangannya Marcus Fernaldi Gideon, mereka dijuluki “Minions” dan menorehkan berbagai prestasi tingkat dunia, termasuk menduduki peringkat satu dunia dalam waktu yang cukup lama.
Kevin mengaku bahwa ia pun pernah menghadapi situasi sulit dalam pertandingan, tertinggal dalam skor, bahkan hampir kalah.
Namun, yang membuatnya terus bertahan dan bahkan berbalik menang adalah keyakinannya bahwa selama pertandingan belum selesai, peluang selalu terbuka.
“Selama masih mau usaha, ya selalu ada aja jalannya,” ujarnya bijak.
Pernyataan ini menjadi pelajaran penting bagi pemain muda bahwa kekuatan mental bisa menjadi pembeda antara kemenangan dan kekalahan.
Bukan hanya soal siapa yang lebih hebat secara teknik, tapi siapa yang lebih kuat secara mental dan tidak menyerah sampai akhir.
Pembinaan Mental: Aspek yang Sering Terlupakan
Kevin berharap ke depan pembinaan atlet muda tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis dan fisik.
Menurutnya, pembentukan karakter dan ketahanan mental harus menjadi bagian penting dalam sistem pelatihan atlet nasional.
Sebab, di panggung internasional, tekanan bukan hanya datang dari lawan, tetapi juga dari ekspektasi publik, suasana kompetisi, dan beban untuk membawa nama negara.
“Sistem pembinaan itu harus lengkap. Jangan cuma fisik dan teknik, tapi juga sisi mentalnya,” kata Kevin.
Pelatih dan tim pendukung atlet, lanjut Kevin, perlu memberikan porsi perhatian lebih pada aspek psikologis.