Sebaliknya, Amri/Nita terlihat mulai kehilangan koordinasi dan ritme permainan.
Beberapa kali salah komunikasi dan pengambilan keputusan yang kurang tepat membuat mereka kehilangan banyak poin secara cuma-cuma.
Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Wang/Jeong, yang langsung menekan dan mengendalikan jalannya pertandingan.
Gim kedua pun menjadi milik Korea dengan skor telak 13-21, memaksa pertandingan dilanjutkan ke gim penentuan.
Pada gim ketiga, Amri/Nita sempat mencoba bangkit dan berjuang keras untuk merebut tiket ke perempat final.
Meski sempat tertinggal, mereka tak menyerah begitu saja.
Bahkan di poin-poin akhir, pasangan Indonesia nyaris menyamakan kedudukan setelah berhasil memperkecil jarak dari 17-20 menjadi 19-20.
Sayangnya, satu momen krusial tak mampu dimaksimalkan oleh Amri/Nita untuk menyamakan skor.
Sebaliknya, pasangan Korea berhasil menutup laga dengan poin terakhir, memastikan kemenangan dengan skor akhir 21-12, 13-21, 19-21.
Meski kalah, perjuangan Amri/Nita di China Open 2025 tetap patut diapresiasi.
Mereka menunjukkan potensi besar dan semangat juang tinggi, khususnya saat menghadapi tekanan di gim ketiga.
Namun konsistensi dan komunikasi menjadi pekerjaan rumah penting bagi mereka untuk bisa bersaing di level elite dunia.
Dengan tersingkirnya Amri/Nita, Indonesia masih memiliki wakil lain di sektor ganda campuran yang akan berjuang memperebutkan tempat di babak perempat final.
Harapan tetap terbuka bagi Merah Putih untuk menorehkan prestasi di ajang China Open 2025.
Bagi Amri/Nita, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga untuk ke depannya.
Evaluasi performa dan peningkatan kekompakan menjadi kunci jika ingin melangkah lebih jauh di turnamen-turnamen besar selanjutnya.