Gim pertama pun ditutup dengan skor 12-21 untuk keunggulan Pearly/Thinaah.
Memasuki gim kedua, skenario yang sama kembali terulang.
Lanny/Fadia masih kesulitan keluar dari tekanan lawan.
Smes dan drive yang dilancarkan Pearly/Thinaah berulang kali menembus pertahanan mereka.
Upaya Lanny/Fadia untuk melakukan variasi serangan pun tidak berjalan mulus karena lawan mampu membaca pola permainan dengan sangat baik.
Perbedaan kualitas pertahanan menjadi salah satu faktor penentu dalam pertandingan ini.
Jika Pearly/Thinaah tampil solid dan mampu mengonversi defense menjadi serangan balik mematikan, Lanny/Fadia justru sering kehilangan poin karena rapuhnya blok dan kurangnya antisipasi di depan net.
Hal tersebut membuat mereka tak mampu keluar dari tekanan sepanjang laga.
Dengan kekalahan ini, rekor pertemuan antara kedua pasangan kini menjadi 1-3 untuk keunggulan Pearly/Thinaah.
Hasil ini tentu menjadi catatan penting bagi Lanny/Fadia yang sebenarnya tengah berusaha membangun konsistensi di level elite dunia.
Kekalahan tersebut juga memupus harapan Indonesia untuk menambah wakil di perempat final sektor ganda putri.
Sebelumnya, pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi berhasil lebih dulu mengamankan tiket perempat final usai meraih kemenangan.
Harapan publik Tanah Air sempat tertuju pada Lanny/Fadia untuk menyusul jejak rekan senegaranya, namun langkah mereka harus terhenti lebih cepat.
Meski demikian, pengalaman berharga tetap bisa dipetik dari laga ini.
Lanny/Fadia perlu mengevaluasi aspek pertahanan serta konsistensi permainan mereka agar tidak mudah ditekan lawan.
Menghadapi pasangan sekelas Pearly/Thinaah, diperlukan keberanian untuk lebih banyak menyerang dan variasi pukulan yang bisa membuat lawan keluar dari ritme permainan.