Palestina dan Kemenangan Islam

Selasa 12 Mar 2024 - 16:00 WIB
Oleh: Muthmainnah Kurdi

Namun, kekejian dan kebrutalan yang ditimbulkan  penjajah zionis yahudi sungguh 'tak terperi. 

Ditambah dengan sulitnya akses bantuan yang masuk dan tiadanya bantuan militer dari negara lain, terutama dari negara-negara Arab yang secara geografis dekat dengan Palestina.  

Walaupun demikian berat siksaan dan derita yang harus dialami rakyat Palestina, namun tidak sedikitpun melemahkan dan menyurutkan perjuangan mereka dalam mempertahankan iman dan tanah suci Palestina.

Malah, dalam berbagai momen duka itu, yang tampak adalah ketabahan yang tangguh dan keihlasan yang luar biasa. 

Masyarakat Palestina menyadari betul, bahwa  itu adalah ujian keimanan dari Allah Swt. jika wafat karenanya, berarti mereka telah dijemput syahid dan disambut bentangan pintu surga-Nya.

Ketabahan dan keistiqomahan iman mereka telah dikabarkan Rasulullah Saw. dalam sebuah hadis, sungguh benar apa yang telah Rasulullah Saw. sabdakan tentang bumi Syam, yang Palestina, termasuk Gaza ada di dalamnya. 

“Ketahuilah, sesungguhnya iman pada saat terjadi beragam fitnah berada di Syam.” (HR. Ahmad).

Ketangguhan rakyat Palestina dalam menjalani siksaan demi siksaan dari penjajah zionis yahudi, seharusnya menjadi sekolah besar bagi seluruh masyarakat dunia.

Utamanya para pemimpin negeri-negeri muslim, untuk bersatu, melakukan perlawanan dengan mengirimkan tentara-tentara terbaiknya, untuk membela marwah agama, melindungi tanah Palestina dan menyelamatkan saudara muslimnya. 

Sikap Pemimpin Muslim

Demontrasi, kutukan, boikot, pemutusan hubungan diplomatik, dan berbagai upaya yang menyudutkan zionis yahudi, nyatanya tidak membuat mereka menghentikan perang liciknya.

Berbagai media merilis, sesaat usai genjatan senjata pada Jum'at lalu, dengan brutal zionis yahudi langsung membombardir Gaza. Tak kurang dari 20 jam, ada 600 jiwa yang wafat. 

Korban terbanyak adalah warga sipil, anak-anak dan wanita. Tercatat, sudah 15.500 warga Palestina yang meninggal (CNBC Indonesia NEWS 05/12/2023).

Walaupun kebiadaban agresor yahudi terpampang jelas, namun sayangnya para pemimpin negeri-negeri  muslim tetap bungkam dan membuang muka. 

Yang tampak hanyalah wajah hipokrit (muka dua).Di depan mengecam dan  mengutuk di sisi lain berkelindan tetap menjalin kerjasama diplomatik dan ekonomi. 

Sejak agen Inggris Mustafa Kemal Atta Turk menghapus Khilafah (sistem pemerintahan Islam) pada tahun 1924, lalu menggantinya dengan sistem demokrasi kapitalis, maka bercokollah sekat bangsa-bangsa (nasionaliasme) yang dihembuskan oleh Barat, muncullah keegoan pemimpin negeri-negeri muslim utamanya negara Arab.

Tags :
Kategori :

Terkait