Dukungan ini dianggapnya sangat berharga dalam mempertahankan semangat para pemain menghadapi pertandingan-pertandingan berikutnya.
"Para suporter telah memberikan motivasi yang sangat dibutuhkan untuk membantu mengembalikan semangat para pemain," katanya.
"Mimpi para pemain muda ini masih panjang, jadi tolong jangan merusaknya dengan tindakan rasis yang hanya akan merugikan dan memalukan kita semua. Mari fokus untuk mendukung timnas ke depan," pungkas Arya.
Dalam catatan yang lebih luas, perjuangan Tim U-23 Indonesia bukan hanya sekadar pertandingan di lapangan hijau.
Ini adalah bagian dari proses pembentukan karakter dan semangat sportivitas dalam olahraga.
Meskipun kemenangan adalah target utama, namun sikap sportivitas dalam kemenangan maupun kekalahan adalah hal yang tak ternilai harganya.
Peristiwa ujaran rasis yang disayangkan oleh Arya juga memunculkan peringatan bagi seluruh penggemar olahraga.
Olahraga adalah sarana untuk menyatukan, bukan memecah belah. Sikap menghargai lawan dan menjunjung tinggi fair play harus menjadi prinsip utama dalam setiap pertandingan.
Kondisi ini juga memanggil para pemangku kepentingan olahraga, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melawan segala bentuk diskriminasi dan rasialisme dalam olahraga.
Dengan demikian, olahraga dapat menjadi wahana yang mempromosikan perdamaian, persaudaraan, dan keadilan di seluruh dunia.
Meskipun kekalahan dalam kualifikasi Olimpiade mungkin menjadi pukulan berat bagi Tim U-23 Indonesia, namun semangat dan kebanggaan atas perjuangan mereka tidak boleh surut.***