Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yaitu ghrelin dan leptin.
Ketika kurang tidur, kadar ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) meningkat, sementara leptin (hormon yang memberi sinyal kenyang) menurun.
Akibatnya, kita cenderung merasa lebih lapar dan mengonsumsi lebih banyak kalori.
Selain itu, kurang tidur juga bisa memperlambat metabolisme tubuh, sehingga proses pembakaran kalori menjadi tidak efisien.
6. Stres yang Berlebihan
Stres dapat menjadi musuh terbesar dalam proses penurunan berat badan.
Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan dan mendorong penyimpanan lemak, terutama di area perut.
Selain itu, stres juga sering kali membuat orang cenderung mencari kenyamanan dalam makanan (emotional eating), terutama makanan yang tinggi gula dan lemak.
Mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi, meditasi, atau olahraga ringan dapat membantu meningkatkan hasil diet Anda.
7. Pengaruh Sosial dan Lingkungan
Kadang-kadang, lingkungan dan orang-orang di sekitar kita bisa menjadi penghalang terbesar dalam menjalani diet.
Keluarga atau teman yang tidak mendukung atau bahkan menggoda dengan makanan favorit bisa membuat kita kesulitan untuk tetap konsisten.
Selain itu, lingkungan yang penuh dengan godaan, seperti banyaknya iklan makanan atau mudahnya akses ke makanan cepat saji, dapat membuat diet menjadi lebih menantang.
Cobalah untuk mencari dukungan dari orang-orang yang memahami tujuan Anda atau bergabung dengan komunitas yang memiliki tujuan serupa.
8. Masalah Kesehatan yang Tidak Disadari
Ada beberapa kondisi medis yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan, seperti hipotiroidisme, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau resistensi insulin.