Tunggu selama 5-7 hari dan hitung jumlah benih yang berkecambah.
Jika dari 100 biji terdapat 85 yang berkecambah, maka daya kecambah benih tersebut adalah 85%. Benih dengan daya kecambah di atas 80% umumnya dianggap baik.
4. Memilih Benih Tahan Terhadap Penyakit
Penyakit tanaman merupakan salah satu tantangan utama dalam budidaya cabai.
Oleh karena itu, pilihlah benih yang memiliki ketahanan terhadap penyakit umum yang menyerang cabai, seperti antraknosa, virus kuning, atau layu bakteri.
Informasi mengenai ketahanan terhadap penyakit biasanya tertera pada kemasan benih.
Menggunakan benih tahan penyakit dapat mengurangi biaya pengendalian hama dan penyakit serta meningkatkan peluang mendapatkan hasil panen yang baik.
5. Memeriksa Sertifikasi Benih
Sertifikasi benih merupakan jaminan bahwa benih tersebut telah melewati proses seleksi dan pengujian yang ketat.
Benih yang memiliki sertifikat resmi dari lembaga yang berwenang menunjukkan bahwa benih tersebut telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
Di Indonesia, benih yang bersertifikat biasanya dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) di setiap provinsi.
6. Mempertimbangkan Kebutuhan Spesifik Lingkungan
Setiap varietas cabai memiliki adaptasi yang berbeda terhadap kondisi lingkungan tertentu, seperti iklim, ketinggian, dan jenis tanah.
Misalnya, ada varietas cabai yang lebih cocok ditanam di dataran tinggi dengan suhu yang lebih sejuk, sementara yang lain lebih sesuai untuk dataran rendah yang panas.
Oleh karena itu, pilihlah benih yang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat Anda akan menanam.
Konsultasikan dengan ahli pertanian atau petani lokal untuk mendapatkan rekomendasi varietas yang tepat.