Ketika kita makan terlalu cepat, otak tidak mendapatkan cukup waktu untuk menerima sinyal tersebut, sehingga kita terus makan meski sebenarnya tubuh sudah cukup kenyang.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa makan cepat dapat menyebabkan peningkatan berat badan dalam jangka panjang.
Salah satu studi yang diterbitkan di Journal of the American Dietetic Association menemukan bahwa orang yang makan lebih cepat memiliki risiko lebih besar mengalami obesitas dibandingkan mereka yang makan lebih lambat.
Ini mengindikasikan bahwa kecepatan makan bisa menjadi faktor yang berperan dalam penambahan berat badan.
Bagaimana Makan Terlalu Cepat Bisa Menyebabkan Kegemukan?
Ada beberapa mekanisme yang menjelaskan mengapa makan terlalu cepat dapat memicu kenaikan berat badan:
- Tidak Memberi Waktu Tubuh untuk Menyadari Kenyang
Dibutuhkan sekitar 20 menit bagi otak untuk menerima sinyal kenyang dari tubuh setelah kita mulai makan.
Jika kita makan terlalu cepat, kita mungkin sudah mengonsumsi lebih banyak makanan sebelum otak menyadari bahwa kita sudah kenyang.
Akibatnya, kita cenderung makan berlebihan, yang pada akhirnya meningkatkan asupan kalori.
- Mengurangi Kualitas Pencernaan
Saat kita makan cepat, makanan tidak dikunyah dengan baik.
Proses mengunyah yang tidak memadai ini dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti perut kembung atau gangguan lambung.
Selain itu, tubuh tidak dapat sepenuhnya menyerap nutrisi dari makanan yang tidak dikunyah dengan baik, sehingga kita merasa tidak puas dan lebih cenderung mencari makanan lagi.
- Menambah Asupan Kalori
Orang yang makan dengan cepat cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori dalam satu sesi makan.