Proses kelahiran yang sulit, tali pusat yang terbelit, atau detak jantung bayi yang menurun secara signifikan bisa menyebabkan asfiksia.
- Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur, terutama sebelum minggu ke-32 kehamilan, memiliki risiko lebih tinggi terkena cerebral palsy.
Ini karena otak bayi yang lahir prematur belum sepenuhnya berkembang, dan rentan terhadap kerusakan.
- Cedera otak setelah kelahiran
Meskipun kerusakan otak yang menyebabkan cerebral palsy biasanya terjadi sebelum atau saat kelahiran, cedera otak setelah lahir juga bisa menjadi penyebabnya.
Bayi yang mengalami infeksi serius seperti meningitis, trauma kepala, atau kekurangan oksigen akibat tenggelam atau tersedak berisiko mengalami cerebral palsy.
- Komplikasi saat kehamilan
Adanya gangguan dalam perkembangan plasenta, tali pusat, atau kelainan bawaan lainnya juga bisa menyebabkan otak janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup, sehingga meningkatkan risiko cerebral palsy.
Gejala Cerebral Palsy
Gejala cerebral palsy bisa berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan dan bagian otak yang terkena.
Beberapa gejala umum termasuk:
1. Kesulitan dalam gerakan dan koordinasi.
2. Keseimbangan tubuh yang buruk.
3. Kekakuan atau kelemahan pada otot.
4. Masalah dengan refleks dan postur.