PALEMBANG - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah berhasil menjalankan bisnisnya dalam pengolahan migas dan petrokimia dalam 6 tahun terakhir.
Inilah yang menjadi langkah strategis agar bisa beradaptasi dengan perubahan ke depan. Dengan bergerak lebih lincah, cepat serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.
Kilang Plaju yang berlokasi di Kota Palembang, sejarahnya didirikan oleh perusahaan Shell dari Belanda pada 1904.
Sementara Kilang Sungai Gerong, yang berdiri dipisahkan Sungai Komering di sebelah Selatan kilang Plaju, didirikan pada 1926 oleh Stanvac, perusahaan asal Amerika.
BACA JUGA:Pj Bupati Banyuasin Instruksikan 7 Langkah Atasi Inflasi
BACA JUGA:Pasokan Air Bersih di Perumahan Kayuara Kuning Indah Residence Dijamin 'Ngocor'
Sebagai salah satu unit milik PT KPI, Kilang Pertamina Plaju konsisten berkontribusi terhadap agenda pembangunan, beroperasi dengan kapasitas produksi lebih dari 80 Miles/Thousand Barrels per Stream Day (MBSD) untuk menyuplai 60% kebutuhan energi di Sumbagsel.
Produk-produk unggulan Pertamina, juga salah satunya diolah di kilang ini, seperti Pertalite, Solar, Biosolar B35, Avtur, Dexlite, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur.
Selain produk BBM, Kilang Pertamina Plaju juga memproduksi LPG, dan beberapa produk lain seperti SBPX, LAWS, Vacuum Residue, Polytam serta produk Refrigerant Musicool MC-22.
BACA JUGA:Kasir Koperasi Gelapkan Uang Setoran Nasabah
BACA JUGA:Menteri LHK: Cegah Karhutla dengan Pengendalian Cuaca
Dalam menjalankan proses operasinya, Kilang Pertamina Plaju tetap berpegang teguh pada komitmen keberlanjutan lingkungan.
Dimana dalam lima tahun terakhir sejak 2019, salah satu unit PT KPI ini berhasil menurunkan hingga 1 Juta Ton Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) atau Karbon (CO2).
Dari data Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan (DRKPL) Kilang Pertamina Plaju, pada 2019 lalu unit ini berhasil menekan emisi karbon atau sebanyak 208.291,19 Ton CO2eq.
BACA JUGA:Antisipasi Inflasi Daerah, Pemprov Sumsel Masifkan Gerakan Tanam