Meskipun santan berasal dari kelapa yang mengandung banyak nutrisi, lemak jenuhnya dapat memperburuk kontrol gula darah pada penderita diabetes.
Makanan yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan resistensi insulin, yang berperan dalam pengaturan kadar gula darah.
Untuk penderita diabetes tipe 2, mengonsumsi makanan yang sehat dan rendah lemak jenuh sangat penting untuk menjaga kestabilan gula darah.
Oleh karena itu, konsumsi santan sebaiknya dibatasi untuk menghindari lonjakan gula darah yang tidak terkendali.
3. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Santan juga mengandung natrium dalam jumlah tertentu, yang meskipun tidak terlalu tinggi, dapat memengaruhi tekanan darah bagi mereka yang memiliki hipertensi.
Kelebihan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan penahanan cairan, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Bagi penderita hipertensi, menjaga asupan natrium adalah salah satu langkah utama untuk mengontrol tekanan darah.
Sebaiknya, penderita hipertensi membatasi konsumsi santan atau memilih varian santan rendah natrium.
4. Obesitas
Karena kandungan kalori yang tinggi, santan dapat menjadi masalah bagi mereka yang mencoba menjaga berat badan ideal atau sedang berjuang melawan obesitas.
Meskipun lemak yang terkandung dalam santan adalah lemak sehat, konsumsi berlebihan tetap dapat menyebabkan penambahan kalori yang tidak perlu.
Penderita obesitas perlu lebih selektif dalam memilih jenis makanan, dan sebaiknya membatasi makanan yang tinggi kalori, termasuk santan, untuk mendukung program penurunan berat badan.
5. Penyakit Liver
Bagi individu dengan penyakit hati atau liver, mengonsumsi santan secara berlebihan bisa membebani kerja organ hati.
Hati berperan dalam metabolisme lemak, dan asupan lemak jenuh yang berlebihan bisa memperburuk kondisi hati.