Sebagai alternatif, konsumsi kelengkeng dalam jumlah kecil dan perhatikan reaksi tubuh terhadapnya.
2. Obesitas
Kelengkeng juga memiliki kalori yang cukup tinggi, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Bagi mereka yang sedang berusaha menurunkan berat badan atau memiliki masalah obesitas, konsumsi kelengkeng yang berlebihan bisa menjadi kendala.
Kalori dari gula dalam kelengkeng dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
3. Penderita Sindrom Iritasi Usus (IBS)
Bagi penderita sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS), kelengkeng dapat memicu gangguan pencernaan.
Kandungan serat dalam kelengkeng bisa menjadi terlalu berat bagi pencernaan yang sensitif, sehingga memicu gejala seperti perut kembung, diare, atau sembelit.
Oleh karena itu, penderita IBS disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi kelengkeng demi menghindari ketidaknyamanan pada pencernaan.
4. Asam Lambung (GERD)
Meskipun kelengkeng tidak bersifat asam, beberapa orang dengan gangguan asam lambung (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD) melaporkan bahwa konsumsi kelengkeng dapat memperburuk gejala mereka.
Hal ini bisa disebabkan oleh rasa manis dari kelengkeng yang dapat merangsang produksi asam lambung.
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri ulu hati atau sensasi panas di dada setelah makan kelengkeng, sebaiknya kurangi konsumsinya.
5. Alergi Buah
Meskipun jarang, ada sebagian orang yang memiliki alergi terhadap buah-buahan tertentu, termasuk kelengkeng.
Gejala alergi bisa meliputi gatal-gatal, ruam, pembengkakan, hingga gangguan pernapasan.