Daging buah akebi memiliki rasa manis yang lembut, sering dibandingkan dengan perpaduan antara markisa dan pir.
Teksturnya lembut dan berair, memberikan sensasi segar ketika dimakan.
Namun, rasa ini biasanya hanya ditemukan di dagingnya, sementara kulitnya cenderung pahit dan jarang dimakan mentah.
3. Kulit Buah Bisa Dimakan
Meski jarang, kulit akebi juga bisa dimakan, tetapi biasanya dimasak terlebih dahulu.
Di beberapa daerah Jepang, kulit akebi diolah menjadi tumisan atau digoreng dengan bahan lain, seperti daging cincang atau rempah-rempah, untuk menghilangkan rasa pahitnya.
4. Tumbuh di Pegunungan
Buah akebi tumbuh di daerah pegunungan Jepang, terutama di wilayah Tohoku.
Buah ini muncul secara alami di musim gugur dan sering dikaitkan dengan musim panen tradisional.
Karena sulit ditemukan di pasar biasa, akebi dianggap sebagai buah yang eksklusif.
5. Simbol Tradisi Jepang
Dalam budaya Jepang, akebi melambangkan musim gugur dan keindahan alam.
Buah ini sering disebut dalam puisi tradisional karena keunikannya yang mencerminkan harmoni dengan alam.
Bahkan, di beberapa daerah, memanen akebi dianggap sebagai kegiatan yang penuh makna dan menghormati musim.
6. Kaya Nutrisi
Buah akebi mengandung berbagai nutrisi penting, seperti: