Bumbu Kuliner Banyuasin, Ikan Gabus dan Baung Ciri Khas Masakan Lokal
Ikan gabus akan dimasak ala kuliner Banyuasin (foto-muk)--
Pemilihan bahan atau hidangan tertentu untuk perayaan adat atau upacara menciptakan makna simbolis yang mendalam.
Sebagai contoh, penggunaan ikan gabus dalam hidangan pernikahan sebagai simbol keberuntungan dan kesuburan.BACA JUGA:Cara Alami Meningkatkan Kualitas Tidur dan Mengurangi Stres dengan Buah Bidara
Musim dan siklus alam juga turut memengaruhi desain kuliner ini. Pemilihan bahan lokal dan hidangan dapat bervariasi sesuai dengan ketersediaan musiman, menunjukkan adaptasi masyarakat terhadap perubahan alam.
Hal ini menjadikan desain kuliner sebagai cermin keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Peran komunitas dan partisipasi masyarakat dalam desain kuliner juga krusial.
Melibatkan masyarakat dalam praktik pengumpulan, pertukaran, atau pemanfaatan bersama sumber daya lokal tidak hanya memperkaya variasi kuliner tetapi juga memperkuat jaringan sosial di antara komunitas.
BACA JUGA:Cara Efektif Menurunkan Berat Badan dengan Buah Bidara: Solusi Alami untuk Tubuh Ideal
Dalam desain kuliner, terlihat keterkaitan dengan sistem nilai dan norma-norma masyarakat.
Keterkaitan antara desain kuliner dan kearifan lokal tidak hanya terbatas pada tingkat produksi dan konsumsi.
Praktik pengumpulan dan pertukaran bahan lokal juga menjadi bagian dari desain kuliner, yang pada gilirannya memperkaya keragaman kuliner serta memperkuat jaringan sosial di antara komunitas.
Dengan demikian, desain kuliner di masyarakat Melayu Banyuasin bukan sekadar penciptaan hidangan yang enak secara visual, tetapi juga menjadi wadah untuk menjaga, merawat, dan mewariskan kearifan lokal yang melekat pada budaya dan lingkungan sekitar.