BANNER ASKOLANI 2 PERIODE

PETAHANA BERPELUANG TERPILIH KEMBALI

Saiful Rosad--

 Penghargaan yang diterima petahana atas prestasi memajukan daerah juga memperkuat citra positif mereka di mata publik. 

Dengan segala keberhasilan yang telah diraih, petahana dianggap sebagai figur yang mampu melanjutkan program-program yang telah berjalan, sehingga masyarakat merasa lebih yakin untuk memberikan mandat kembali.

Fenomena ini juga dipertegas oleh survei-survei elektabilitas yang menunjukkan bahwa petahana sering kali memiliki keunggulan yang signifikan dibandingkan calon-calon baru.

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Banyuasin Fokus pada Ketersediaan Pangan dan Stabilitas Harga

 Elektabilitas petahana yang tetap tinggi mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan janji yang telah dipenuhi selama masa jabatan sebelumnya.

 Apalagi, dalam benak banyak pemilih, "lebih baik memilih yang sudah berpengalaman daripada mengambil risiko dengan memilih yang baru.

Sikap ini sangat masuk akal karena bagi masyarakat, melanjutkan program yang telah ada lebih menguntungkan daripada harus beradaptasi dengan visi baru yang mungkin belum tentu sejalan dengan kebutuhan daerah.

BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Soto Lamongan yang Gurih dan Nikmat di Rumah

Selain itu, petahana memiliki keunggulan lain, yaitu pengetahuan mendalam tentang dinamika politik dan geografis di wilayahnya. 

Petahana sudah mengetahui dengan baik kantong-kantong suara yang mendukungnya pada pemilihan sebelumnya, serta area-area yang mungkin belum sepenuhnya terjaring.

 Dengan modal pengetahuan ini, petahana dapat menyusun strategi yang lebih efektif untuk memperluas dukungan di wilayah yang dulu bukan basisnya, sambil mempertahankan suara di wilayah yang sudah solid mendukung.

BACA JUGA:Peparnas XVII Solo 2024, Sumsel Peringkat 6 Perolehan Medali Sementara

Namun, bukan berarti peluang petahana terpilih kembali datang tanpa tantangan. Meskipun popularitas dan pengalaman memimpin memberi keuntungan, petahana juga harus menghadapi dinamika internal partai politik dan koalisi. 

Dalam banyak kasus, dukungan penuh dari partai politik tidak selalu dapat dijamin. Mesin partai yang tidak bergerak secara maksimal bisa saja menyebabkan kader-kader partai menyimpang dan mendukung calon lain.

 Fenomena ini sering terjadi di Indonesia, di mana koalisi partai terkadang tidak bisa sepenuhnya diandalkan untuk mendongkrak suara bagi petahana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan