Mengenal Budaya Malu Melayu Orang Banyuasin

Irwan P Ratu Bangsawan--

KORANHARIANBANYUASI.ID - Orang Melayu Banyuasin (OMB) adalah salah satu subetnik Melayu yang mendiami wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Mereka memiliki budaya yang khas dan berbeda dengan subetnik Melayu lainnya. Salah satu aspek budaya yang menarik untuk dikaji adalah konsep malu yang dimiliki oleh OMB.

Malu adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang timbul akibat tindakan diri sendiri atau orang lain yang dianggap melanggar norma atau etika yang berlaku dalam masyarakat.

BACA JUGA:7 Guru SMAN 3 Banyuasin Lulus PPG Jabatan Tertentu

BACA JUGA:Anak Tersesat di Betung, Personil PATAKA Sat Lantas Polres Banyuasin Bergerak Cepat

Malu juga dapat diartikan sebagai rasa hormat, sopan, dan budi pekerti yang menjadi ciri khas orang Melayu. Malu merupakan salah satu nilai budaya yang sangat penting bagi OMB, karena berkaitan dengan martabat, harga diri, dan kehormatan seseorang.

Menurut Pengamat Banyuasin, Irwan P Ratu Bangsawan,  Budaya malu OMB dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan, seperti bahasa, adat, agama, dan pergaulan.

Dalam bahasa, lanjutnya, OMB menggunakan ragam bahasa yang halus, sopan, dan menghindari kata-kata yang kasar, vulgar, atau menyinggung. Mereka juga menggunakan kata-kata yang bersifat menghormati, seperti bapak, ibu, tuan, puan, dan sebagainya.

BACA JUGA:Tiga Rumah Sakit di Banyuasin Tetap Gunakan Nama Lama, Usulan Perubahan Tak Disetujui

Dalam adat, OMB mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat, seperti adat bersendikan syarak, syarak bersendikan kitabullah.

Mereka juga menjunjung tinggi adat istiadat, seperti bersalam, berjabat tangan, bersungkem, dan sebagainya. Dalam agama, OMB menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

Mereka juga menghormati orang-orang yang berilmu, seperti ulama, guru, dan orang tua. Dalam pergaulan, OMB bersikap ramah, santun, dan terbuka dengan orang lain, tetapi juga menjaga batas-batas kesopanan, seperti tidak berbicara terlalu keras, tidak menatap mata lawan bicara, tidak menyentuh anggota tubuh lawan jenis, dan sebagainya.

BACA JUGA:Lapas Banyuasin Salurkan Bantuan Sosial untuk Keluarga Warga Binaan dan Masyarakat Sekitar

Budaya malu OMB memiliki fungsi yang positif, seperti menjaga keharmonisan, kerukunan, dan kesejahteraan masyarakat. Budaya malu juga menjadi pendorong bagi OMB untuk berprestasi, berkarya, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan